Oleh: Fitrawan Umar
(Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar)
Usai rapat terbatas Presiden Jokowi dengan para pejabat Sulsel di Istana Negara, gagasan untuk menjadikan Kota Makassar dan sekitarnya seperti Kota Shenzen, Tiongkok, menarik perhatian publik. Konsep perkotaan Mamminasata yang sempat redup pun kini mendapat angin segar lagi. Bahkan, direncanakan diperluas menjadi Mammminasatapa, dengan tambahan wilayah Kabupaten Pangkep.
Belajar dari Kota Shenzen
Shenzen pada mulanya hanya desa nelayan di sisi tenggara Tiongkok. Namun, pemerintahan Deng Xiaoping, yang dijuluki Bapak Ekonomi Modern Tiongkok, jeli melihat peluang. Ketika Hong Kong maju pesat di bawah penguasaan Britania Raya, Deng Xiaoping menetapkan Kota Shenzen sebagai Kawasan Ekonomi Khusus pada era 80-an. Kota Shenzen berbatasan langsung dengan Hong Kong dan Deng Xiaoping ingin menyainginya. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah konsep zonasi yang memudahkan investasi masuk ke suatu wilayah dengan sejumlah fasilitas, seperti keringanan pajak, insentif, dukungan infrastruktur, dan lainnya. Konsep KEK juga diadopsi oleh Indonesia, dan sudah tersebar di 19 titik hingga awal tahun 2024 ini.
Harapan pemerintahan Deng Xiaoping ternyata berhasil, Kota Shenzen kini lebih maju dari Hong Kong, dan diakui sebagai salah satu kota dengan kemajuan terpesat di dunia. Penduduk-penduduk Hong Kong malah sekarang banyak yang bekerja di Kota Shenzen.
Ekonomi Kota Shenzen ditopang oleh pelabuhan ekspor impor yang sangat sibuk. Berkat kebijakan KEK, kawasan-kawasan industri tumbuh, disertai dengan pembangunan ribuan pabrik. Saat ini kawasan industri berteknologi tinggi, hingga pusat perdagangan dan jasa, khususnya keuangan, beraglomerasi di Kota Shenzen. Bahkan, kini Kota Shenzen ramai oleh wisatawan mancanegara. Pariwisata ikut berkembang dengan pesat.