Langkah berikutnya adalah menghidupkan industrialisasi. Pelabuhan kedua terbesar di Indonesia ini terlalu mahal apabila tidak digunakan untuk mendorong industrialisasi lebih giat lagi. Kawasan industri yang tersedia saat ini belum cukup untuk meningkatkan perekonomian di Mamminasatapa secara pesat. Secara hitungan pun masih jauh dari Kota Shenzen.
Mamminasatapa perlu memperjuangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), terutama di sektor industri. Pengalaman kami dalam membantu pengusaha menyusun Masterplan KEK di beberapa daerah Pulau Jawa, pengusulan KEK tidak selalu mudah. Banyak pertimbangan akibat kesalahan di masa lalu, yakni beberapa KEK yang telah disahkan oleh Dewan Nasional KEK ternyata tidak berjalan dan gagal mendatangkan investor. Oleh karena itu, KEK di Mamminasatapa perlu menjadi perhatian sesegera mungkin.
Lalu, industri apa yang perlu dibangun di Mamminasatapa? Analisa kami, sementara ini, selain industri pangan dan bahan bangunan untuk menunjang IKN, industri manufaktur, seperti semikonduktor, elektronika, dan beberapa yang masih tergolong semi-heavy industry, sangat layak dipertimbangkan, sembari terus mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu menjalankan industri high-tech dan berbasis inovasi.
Konsep perencanaan Mamminasatapa pun perlu dikaji ulang. Dengan masuknya Kabupaten Pangkep, dan beberapa perkembangan pembangunan, perencanaan Mamminasata yang lama tidak lagi relevan.
Mamminasata sebelum penambahan Kab. Pangkep memiliki luas sekitar 2.462,3 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 3 juta. Sementara itu, Kota Shenzen hanya memiliki luas sekitar 1.986 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 12 juta. Mamminasatapa masih punya banyak lahan dan banyak harapan, seperti asal katanya: minasa. (*)