Adapun, politik kerah yang dimaksud Mahfud merupakan para pejabat pemerintah hingga aparat desa, termasuk tokoh masyarakat dipegang untuk mendukung salah satu paslon.
Jika tidak, maka mereka terancam dipecat atau bahkan masuk penjara atas kasus hukum yang membelitnya.
Terkait hasil Pilpres 2024, Mahfud secara tegas mengatakan, tidak puas dengan perolehan suara dirinya dan capres Ganjar Pranowo.
“Tidak puas, tidak terprediksi sama sekali karena fakta di lapangan kami turun sambutan masyarakat besar. Hasil survei internal besar, tapi memang tidak mungkin satu putaran, dua putaran, dan kami masuk,” ujar Mahfud.
Ia menduga terjadi berbagai kecurangan. Bahkan, kecurangan itu terjadi di daerah asalnya di Madura, Jawa Timur.
Kecurangan itu, antara lain surat suara sudah dicoblos sebelum pemungutan suara, pemilih mencoblos di TPS tempatnya tidak terdaftar, dan ada pemilih yang mencoblos surat suara lebih dari sekali.
“Kalau ini terbukti, hasil pemilu bisa dibatalkan,” pungkas Mahfud.(*)