Akhir 2012 sang suami memilih resign dari pekerjaan. Waktu itu Hamruddin sakit, sering tidak masuk kantor. Sang suami bekerja di salah satu pabrik roti ternama di Makassar sebagai seorang teknisi.
"Dan, saya bekerja sebagai staf admin di salah satu kantor distributor di Makassar. Memilih berusaha, kami membuka outlet burger. Dengan berbekal gerobak bekas, dan dorongan dari kakak yang terlebih dahulu usaha burger, Bismillah, kami memulai usaha. Membeli roti dari tempat suami dulu bekerja," terang Salma, menceritakan bagaimana dia memulai usahanya.
Karena suami sering sakit, akhirnya dia juga memutuskan resign dari kantor. Beberapa keluarga banyak yang menyesalkan kenapa harus resign, tetapi dia dan suami selalu berkeyakinan bahwa ada Allah yang sudah mengatur rezeki. "Sempat was was juga sih awalnya. Namun kami punya tekad yang bulat. Bismillah," tambahnya.
Setelah beberapa bulan menjalankan usaha, dia dan suami sempat kebingungan karena pabrik roti tempat membeli roti burger ternyata tutup. "Mau tidak mau kami harus mandiri membuat roti sendiri," ungkap Salma.
Berbekal suami sering memperhatikan teman-temannya saat membuat roti. Dia pun membeli mixer dan oven dengan bantuan orang tua yang pertama kali memberi modal dana awal.
"Waktu itu kami hanya membuat roti burger saja. Dan bekerja berdua tanpa ada asisten yang membantu. Prinsip saat itu yang penting bisa mengcover kebutuhan sehari-hari, terutama kebutuhan Arung dan Rumy. Kalau ada kelebihan sedikit, masyaAllah senangnya kami," tutur Salma.