"Yach sempat putus asa, namun melihat wajah polos my kiddos. Rasanya salah kalau saya meratapi kesedihan, terkungkung dengan keadaan. Wajah polos anak salehku menyakinkan diriku untuk terus bertahan dan semangat," urai Salma.
Karena itu, pencapaian terbaik baginya adalah berhasil melewati fase terendah dalam hidup, bisa membuat Arumy Bakery sedikit demi sedikit semakin dikenal masyarakat.
Dia pun mengaku banyak terbantu dengan layanan BRI. Selain pinjaman modal usaha yang sekarang disebut KUR, Salma juga terbantu dengan aplikasi BRImo.
"Konsumen kami rata-rata pakai BRI. Apalagi sekarang ada aplikasi BRImo. Kami juga sangat terbantu dengan adanya ATM untuk setor tunai. Kita sebagai pedagang ini kebanyakan kan pakai uang cash. Jadi kita akan lebih cepat memasukkan dana di ATM tunai. Kebetulan lokasinya dekat dari outlet," ujar Salma.
Kini, Arumy Bakery telah mempekerjakan 10 karyawan ditambah 4 orang kurir di dua outlet miliknya. Mereka masing-masing punya jam shift.
Irna, salah satu karyawati terlama di Arumy Bakery, mengakui keuletan Salma. Dia pun banyak terinspirasi dari kisah hidup perempuan yang kini berusia 35 tahun tersebut.
Bahkan, karyawati lainnya, Pipit, yang baru sebulan bergabung mengaku sangat terkesan dengan Salmawati Kaseng. "Beliau orang yang baik, sabar, dan humble. Kami di sini (meski tanpa pertalian darah) sudah seperti keluarga sendiri," kata gadis muda berwajah rupawan itu.
Salah seorang siswa SMP Negeri 30 Makassar, Aksa, yang penulis temui di outlet mengaku senang berbelanja di toko Arumy Bakery. "Suka karena enak dan terjangkau," kata siswa tersebut sembari mengeluarkan uang pecahan 50 ribu untuk menebus belanjaannya.