FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Polemik terkait kemungkinan Presiden Jokowi akan menjadi Ketua Umum Partai Golkar semakin memanas.
Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, memberikan pandangannya terkait situasi ini dengan perumpamaan yang menarik.
Menurut Gigin Praginanto, Presiden Jokowi bisa diibaratkan sebagai seorang Raja dalam konteks politik Indonesia saat ini.
"Ujung-ujungnya kalau presiden ibarat raja, dia yang menjadi Maharaja," ujar Gigin dalam keterangannya di aplikasi X @giginpraginanto (11/3/2024).
Dengan analogi tersebut, Gigin Praginanto menjelaskan bahwa posisi Jokowi sebagai presiden ibarat seorang Raja yang memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar.
Dalam konteks politik, menjadi Ketua Umum Partai Golkar, sebuah partai besar dengan sejarah panjang, tentu akan memberikan kekuasaan tambahan yang signifikan.
"Anak, menantu, ipar, sepupu, keponakan, cucu dan seterusnya adalah para bangsawan yang siap menunggu giliran menjadi raja bahkan maharaja baru," sebutnya.
Isu mengenai kemungkinan Jokowi menjadi Ketua Umum Golkar menjadi sorotan publik karena Golkar merupakan salah satu partai politik terbesar di Indonesia.
Kepemimpinan Jokowi di partai tersebut disebut bisa membawa dampak yang signifikan dalam dinamika politik nasional, terutama mengingat Pemilu 2024 yang akan datang.
Perlu dicatat bahwa saat ini belum ada keputusan resmi dari Jokowi atau pihak Golkar terkait hal ini.
Namun, spekulasi dan analisis dari pengamat seperti Gigin Praginanto memberikan gambaran menarik terkait potensi perubahan politik yang mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Sebelumnya, nama Jokowi ramai disebut-sebut masuk dalam bursa Calon Ketua Umum Partai Golkar.
Selain Jokowi, sejumlah figur lainnya yang turut masuk di antaranya Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ketum Golkar sekaligus Menko Perekonomian ,Airlangga Hartarto, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Idrus Marham menyebut Partai Golkar sebagai partai politik yang terbuka.
“Partai Golkar ini ibaratkan sebuah perusahaan, go public. Golkar ini bukan milik keluarga, Golkar ini bukan milik kelompok, Golkar ini bukan milik tokoh siapa, tapi Golkar ini adalah milik rakyat. Partai rakyat go publik siapa saja yang diproyeksikan akan memberikan kontribusi untuk membesarkan Golkar,” kata Idrus Marham di Makassar, Sabtu, (9/3/2024).
Mantan Menteri Sosial ini mengakui kontribusi Jokowi dalam memenangkan Golkar di pemilu 2024 ini.
“Pak Jokowi diakui atau tidak diakui orang secara jujur bahwa kontribusi Pak Jokowi pada Pemilu 2024 ini besar dalam memenangkan Partai Golkar. Naiknya kursi Golkar, perolehan suara dari 85 yang diproyeksikan mungkin jadi 112, siapapun yang mau jujur dan tahu masalah pasti akan berkata peranannya Jokowi cukup besar,” tukasnya.
Sekadar diketahui, Partai Golkar akan menggelar Munas pada Desember 2024 mendatang.
(Muhsin/fajar)