FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Kata-kata perusahaan terafiliasi yang terus didengungkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam seruan boikotnya terhadap produk-produk Israel hingga memasuki bulan Ramadhan ini membuat bingung masyarakat. Apalagi MUI menyerahkan sepenuhnya nama dari produk-produk itu ke masing-masing masyarakat.
“Semua pengusaha sama dengan MUI. Kita juga mengutuk kejahatan terhadap kemanusian atau genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Posisi kita sudah jelas,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Hariyadi Sukamdani dalam sebuah acara baru-baru ini.
Dia mengatakan sikap MUI yang menyerahkan daftar dari produk-produk terafiliasi Israel kepada masing-masing individu masyarakat untuk memprosesnya itu justru banyak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan pesaingnya.
“Nah, yang terjadi di lapangan justru ada pihak- pihak tertentu yang memanfaatkan situasi ini dengan mengeluarkan suatu list. Inilah kemudian yang menjadi masalah besar di kalangan pengusaha dan tenaga kerja juga,” tukasnya.
Disebutkan, di sektor hotel dan restoran di mana dia menjadi Ketua Umumnya, keluarnya daftar-daftar produk boikot itu sudah menyebabkan penurunan pendapatan hingga 25 – 70 persen tergantung lokasinya.
“Ini kemudian menjadi masalah serius di mana per Desember kemarin sudah kita record, ada seribu orang yang terpaksa di PHK karena memang turunnya sangat luar biasa,” tuturnya.
Dia menegaskan semua perusahaan multi nasional yang ada di Indonesia yang sudah dikonfirmasi menyatakan tidak ikut dalam permasalahan geopolitik yang terjadi di Gaza.