FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Ditangkap usai mengeroyok anggota Brimob Polda Sulsel, Ronaldi (27) dan tiga rekannya hanya mampu tertunduk menyesal saat ditampilkan di depan awak media, Selasa (19/3/2024).
Mengenakan baju orange bertuliskan "tahanan", Ronaldi yang mengakui perbuatannya di hadapan Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib.
Diceritakan Ronaldi, pada peristiwa pengeroyokan itu, dia bersama dengan delapan orang temannya. Termasuk lima yang saat ini menjadi DPO.
"Sembilan oranga memukul, saya pukul punggungnya," kata Ronaldi.
Ronaldi bilang, dia bersama rombongannya yang melawan arus ditabrak oleh anggota Brimob Bripda M. Fathul Hidayat.
"Mau ka na tabrak, dari sebelah. Nenekku yang meninggal," sebutnya.
Saat didalami, Ronaldi menyebut dirinya pernah dipenjara dengan kasus yang sama sebanyak dua kali.
"Saya pernah dipenjara, karena memukul juga," tandasnya.
Mendekam dibalik jeruji besi untuk ketiga kalinya, Ronaldi mengaku telah bertaubat. Terlebih bulan ini merupakan bulan yang ampunan.
"Saya sudah taubat komandan," ucapnya di depan Kapolrestabes Makassar.
Sebelumnya, usai melakukan pengeroyokan terhadap anggota Brimob Polda Sulsel, empat bang jago di Makassar terancam tujuh tahun penjara.
Hal itu ditegaskan Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib saat menggelar ekspose kasus, Selasa (19/3/2024).
"Terhadap para pelaku, kita jerat asal 170 ancaman tujuh tahun," ujar Ngajib, Selasa petang.
Dikatakan Ngajib, keempat pelaku yang diamankan masing-masing bernama Hisyam (20), Rahmat (20), HJ (17), dan Ronaldi (27).
Ngajib bilang, pengeroyokan tersebut terjadi pada Senin malam di Jalan Abdesir, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.
"Diawali dengan adanya iringanan pengawalan jenazah atau pengantar jenazah yang diikuti oleh sekelompok sepeda motor yang berjalan ugal-ugalan," Ngajib menuturkan.
Lanjut Ngajib, korban yang merupakan anggota Polri saat itu sedang dalam tugas. Saat itu, jalanan dikuasai oleh pengantar jenazah.
"Karena jalan dikuasai oleh mereka yang mengantar jenazah, terjadilah tabrakan," ungkapnya.
Setelah itu kata Ngajib, para pengantar jenazah melakukan pengeroyokan, pengerusakan terhadap korban dan motornya.
"Tangan dan pelipis sebelah kiri ada luka," Ngajib menuturkan.
Ngajib menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku lainnya yang masih berkeliaran.
"Masih ada lima DPO yang kita lakukan pengejaran," sebutnya. (Muhsin/Fajar)