Merasa Spesial Jalani Ibadah Puasa di Indonesia, Ragnar Oratmangoen Cerita Perjalanan Spiritualnya hingga Putuskan Mualaf

  • Bagikan
pemain keturunan Ragnar Oratmangoen secara resmi menyandang status sebagai Warga Negara Indonesia (WNI).

FAJAR.CO.ID,JAKARTA -- Pemain keturunan Timnas Indonesia yang baru saja merampungkan proses naturalisasinya, Ragnar Oratmangoen diketahui adalah seorang muslim.

Di balik fakta tersebut, Ragnar Oratmangoen ternyata punya kisah menarik di balik dirinya yang menjadi mualaf dan yakin memeluk agama islam.

Kisah pemain keturunan Indonesia ini kemudian viral di media sosial dan menjadi pembahasan para netizen. 

Awalnya Ragnar sendiri lahir sebagai non-muslim. Dan ia tumbuh besar dengan kepercayaan tersebut.

"Tidak. Saya tidak lahir sebagai seorang Muslim. Saya lahir, dibesarkan, sebagai orang Kristen. Tapi setelah saya tumbuh dewasa, saya menemukan jalan ke Islam," kata Ragnar.

Pemain yang saat ini membela Fortuna Sittard di Eredivisie Belanda ini mengatakan awal mula mengetahui agama Islam setelah diajak teman-temannya ke sebuah masjid.

Saat berada di masjid itulah, Ragnar bisa belajar banyak. Mulai dari keberadaan tuhan hingga agama itu sendiri.

Setelah banyak belejar terkait islam, ia akhirnya merasakan hal berbeda. Ragnar menyatakan Islam sangat membantu dalam menjalani kehidupan.

Karena merasa banyak perubahan dan nyaman dengan hal tersebut, ia mengatakan mendapat hidayah Islam dan mantap memutuskan menjadi mualaf.

"Bagi saya, hal yang saya pelajari tentang Tuhan. Teman-teman saya ketika itu membawa saya ke masjid. Mereka mengajari saya tentang Tuhan dan agama, dan bagaimana agama bisa membantu kehidupan Anda. Itu menyentuh hati saya dan membuat saya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim," ungkapnya.

Diketahui, Ragnar Oratmangoen memutuskan menjadi mualaf ketika usai masih 15 tahun kala itu. Sejak menjadi mualaf itu Ragnar sudah menjalani ibadah-ibadah bulan Ramadhan.

"(Menjadi mualaf) saat saya sekira usia 15 tahun. Sejak usia 15 tahun, saya sudah menjalankan Ramadhan. Jadi sekarang saya sudah menjalaninya 10–11 tahun," tuturnya.

Ia yang saat ini berada di Indonesia merasa sangat senang dan spesial. Sebab, menurutnya bisa mendengar lantunan adzan ketika menjalani latihan bersama Timnas Indonesia di Jakarta. 

"Ya ini (bulan Ramadhan) adalah hal yang bagus. Saya tahu banyak pemain di Timnas Indonesia adalah Muslim. Jadi bagi saya ini adalah lingkungan yang baru. Biasanya saya berada di tim dengan dua, tiga, atau empat pemain yang menjalankan Ramadhan. Sekarang mayoritas pemain (menjalankan Ramadhan). Ini adalah hal yang spesial," jelasnya.

"Itu pertama kali saya mendengar adzan di lapangan latihan. Ketika sedang atau selesai berlatih, saya mendengar adzan, dan bagi saya itu adalah hal yang sangat indah, dan bisa mengalami hal ini, dan mendengar langsung ajakan untuk sholat. Itu adalah hal yang sangat indah untuk didengar," pungkasnya.

(Erfyansyah/fajar) 

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan