Ferdinand Hutahean: Sengketa Pilpres Bukan Antara 01 dan 03 vs 02, Tapi…

  • Bagikan
Ferdinand Hutahaean

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP, Ferdinand Hutahean blak-blakan mengenai sengketa Pilpres yang belakangan ini ramai diperbincangkan. Apalagi, setelah keputusan resmi KPU keluar.

Dikatakan Ferdinand, dirinya tidak melihat sengketa Pilpres antara Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud melawan Prabowo-Gibran.

"Pada intinya seperti yang saya sampaikan, bahwa saya tidak melihat sengketa pilpres ini adalah sengketa antara 01, 03 melawan 02," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Jumat (22/3/2024).

Ferdinand mengatakan, pertarungan politik tidak terjadi pada posisi tersebut. Melainkan, Kekuatan Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud melawan kekuatan Jokowi.

"Tetapi yang saya lihat di sini adalah pertarungan kekuatan politik antara 01, 03 melawan kekuatan politik Jokowi," lanjutnya.

Menurut Ferdinand, hingga saat ini Prabowo-Gibran masih merupakan bagian dari bawahan Presiden Jokowi.

"Karena sampai saat ini 02 adalah sub ordinat kekuatan politik Jokowi," sebutnya.

Ferdinand bilang, kondisi berbeda ketikan Prabowo telah resmi menjadi Presiden. Maka tidak lagi menjadi bawahan dari Jokowi.

"Berbeda nanti ketika Prabowo sudah resmi menjadi presiden baru situasi akan berbalik bahwa mereka tidak lagi subordinat kekuatan Jokowi," Ferdinand menuturkan.

Mengatakan bukan lagi bawahan, Ferdinand melihat kombinasi keduanya akan menjadi kekuatan baru. Hanya saja, kemungkinan terjadi sebaliknya.

"Justru Jokowi yang akan menjadi bukan subordinat tapi hanya menjadi kekuatan sampingan dari Prabowo," imbuhnya.

"Dan itu nanti akan membuat Jokowi menyesali apa yang dia lakukan sampai sekarang," tutur Ferdinand.

Tambahnya, jika 02 berani melangkah terlalu jauh, maka bisa saja kemenangannya akan batal.

"Karena Jokowi bisa membuat Pemilu ini batal," tukasnya.

Agar tidak terjadi sesuatu, kata Ferdinand, Prabowo sampai saat ini harus tenang dan seperti sub ordinat Jokowi.

"Ini pertarungan antara 01 dan 03 melawan kekuatan politik Jokowi karena hanya kekuatan politik Jokowi yang bisa mengendalikan mahkamah konstitusi," ungkapnya.

Ferdinand melihat, Prabowo sangat membutuhkan kekuatan Jokowi saat ini.

"Saya juga tidak melihat ini pertarungan kemampuan menyuguhkan data-data di sengketa mahkama konstitusi," terangnya.

Akan tetapi, diungkapkan Ferdinand, mengenai kekuatan politik siapa yang paling berpengaruh dan bisa mempengaruhi hakim MK.

"Nah sekarang hakim MK ini menurut saya, mereka orang-orang yang punya nurani tapi mereka juga punya rasa takut," tandasnya.

Supaya rasa takut mereka hilang, lanjut Ferdinand, dirinya berharap rakyat turun memberikan dukungan moril terhadap Mahkamah Konstitusi untuk menyidangkan perkara tersebut.

"Tanpa itu Mahkamah Konstitusi tidak bisa berharap banyak karena mereka juga pasti akan melindungi dirinya, dari segala macam hal-hal yang mungkin membuat dirinya menjadi terjebak atau terjepit," kuncinya. (Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan