Pada September 2022, ISIS-K juga mengaku bertanggung jawab atas aksu bom bunuh diri di Kedutaan Besar Rusia di Kabul.
Kelompok ini juga bertanggung jawab atas serangan di bandara internasional Kabul pada 2021 yang menewaskan 13 tentara AS serta puluhan warga sipil. Saat itu Kabul dilanda kekacauan setelah Taliban mengambil alih pemerintahan dari kendali boneka AS.
Seorang jenderal AS yang bertugas di Timur Tengah mengatakan pada awal bulan ini ISIS-K bisa menyerang kepentingan AS dan negara Barat di luar Afghanistan hanya dalam waktu 6 bulan tanpa memberikan peringatan sebelumnya.
Mengapa ISIS Menyerang Rusia?
Serangan kelompok ISIS-K di Crocus, Rusia, pada Jumat malam merupakan yang paling mematikan sejak beberapa dekade.
Para pakar menilai kelompok tersebut menentang Presiden Rusia Vladimir Putin.
“ISIS-K telah terpaku pada Rusia selama 2 tahun terakhir, sering kali mengkritik Putin dalam propagandanya,” kata Colin Clarke, pengamat Soufan Center, kelompok penelitian yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat (AS).
Michael Kugelman, pengamat lain dari Wilson Center yang juga berbasis di Washington DC berpendapat ISIS-K menganggap Rusia terlibat dalam aktivitas yang sering menindas umat Islam.
Dia menambahkan, ISIS-K bersama kelompok militan di Asia Tengah lainnya mengeluhkan perlakuan Rusia terhadap umat Islam.
Rusia dianggap paling bertanggung jawab atas serangan terhadap ISIS di Suriah. Seperti diketahui Presiden Putin merupakan sekutu dekat rezim Bashar Al Assad.
Pasukan Rusia ikut memerangi ISIS di Suriah bersama koalisi dari negara lain. Serangan itu yang membuat ISIS harus merelakan wilayah-wilayah kekuasannya yang direbut sejak 2014 di sebagian Suriah dan Irak. Kini kekuatan mereka dipukul mundur ke pegunungan dan gurun di perbatasan kedua negara.(*)