FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Pakar Hukum Tata Negara, Zainal Arifin Mochtar menyebut demokrasi di Indonesia cacat. Ia pun meminta mahasiswa di Makassar untuk bersatu.
“Sekarang kita harus bicara, kaum mahasiswa bersatulah!” kata Dosen Universitas Gadjah Masa itu di Taman Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar, Rabu (27/3/2024).
Itu bermula saat seorang mahasiswa bertanya kenapa mesti menggunakan demokrasi. Diungkapkan dalam acara Festival Keadilan bertajuk Demokrasi Mundur, Oligarki Maju.
Zainal Arifin Mochtar, yang merupakan salah satu narasumber dalam diskusi itu pun menjawab. Mulanya, ia menjelaskan bagaimana demokrasi itu.
Ia bilang demokrasi memang bukan sistem yang sempurna. Namun punya karakteristik keterbukaan, itu yang menurutnya penting.
“Kita tahu demokrasi itu penuh cacat, tapi punya satu fitur yang membuat kita diberi kesempatan. Itu yang kita pakai,” jelasnya.
Ia menerangkan, demokrasi adalah proses yang panjang. Tapi berbahaya jika ditunggangi.
Wakil Ketua Komite Pengawas Perpajakan Kementerian Keuangan itu memberi contoh. Seorang pejabat menggunakan demokrasi untuk mendapatkan jabatannya, lalu kemudian setelah terlilih membunuh demokrasi itu.
Lebih kongkretnya, ia memberi contoh kasus di Indonesia. Presiden Jokowi yang saat ini menjabat, disebutnya lahir dari demokrasi.
“Jokowi itu kan lahir dari sini. Dia keluar dari gorong-gorong, dia keluar dari bangsa publik. Dilahirkan dalam konsep begini Jokowi. Tapi begitu dia naik, dia membunuh demokrasi itu,” terangnya.
“Orang yang terpilih melalui demokrasi, itu pula yang menggunakan kekuasaannya untuk membunuh demokrasi itu sendiri. Itu yang berbahaya,” tambahnya.