Fajar.co.id, Gowa -- Jarak tempuh dari pusat Kota Makassar menuju Desa Bontolangkasa Selatan, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa sekitar 31 kilometer. Butuh waktu 1 jam untuk tiba di lokasi.
Penulis tiba di desa itu pada Selasa siang, 12 Maret 2024. Saat mendekati area desa, hamparan sawah dengan bulir padi yang mulai menguning terlihat di sepanjang jalan.
Suasana desa pun terlihat rimbun dengan beragam pepohonan. Aroma desa nan hijau sangat terasa saat tiba.
Penulis disambut seorang rekan yang juga pehobi tanaman. Firman namanya. Dia memperkenalkan penulis dengan Sekretaris Desa Bontolangkasa Selatan, Muh. Naim Suro S.Sos.

Naim menyampaikan bahwa luas Desa Bontolangkasa Selatan yakni 3.9 km2 dengan jumlah penduduk 3.789 jiwa.
Dia mengatakan, Desa Bontolangkasa Selatan masuk sebagai Desa Brilian pada tahun 2021. Saat itu, kata dia, BRI melihat potensi yang bisa dikembangkan.
Kebetulan di desa ini ada rawa-rawa yang cukup luas menyerupai sungai. "Ada juga rumah bibit (tanaman), rumah kambing, rumah sapi, rumah jangkrik, terkoneksi semua," urai Naim Suro.
Salah satu tradisi unik saat musim kemarau yang digelar warga Desa Bontolangkasa Selatan, yakni menangkap ikan di rawa yang oleh warga disebut sungai. Mereka memanfaatkan surutnya air dengan berlomba menangkap ikan.
Memanfaatkan air yang surut, warga di Desa Bontolangkasa Selatan, berlomba adu kecepatan untuk mendapat ikan. Tak sedikit dari mereka harus terlibat saling dorong hingga terjatuh ke dalam lumpur.
Tradisi mencari ikan ini dikenal warga sekitar dengan sebutan a'maccala' juku' dan telah dilakukan secara turun temurun sejak zaman kerajaan Gowa.
Naim Suro menyampaikan, potensi desa yang beragam juga terbantu dengan kehadiran BRI di Bontolangkasa Selatan. BRI, kata dia, sangat membantu warga karena bisa mengurangi pinjaman ke rentenir yang bunganya sangat tinggi.
"Pengurusan tidak terlalu ribet di BRI. Apalagi, mantri BRI-nya sangat ramah. Sampai saat ini, agen BRI di desa ada 3 agen," bebernya
Naim juga mengaku dirinya adalah pengguna layanan BRI. Dia paling suka layanan BRImo. "Sangat membantu mobilitas kami. Dan, kami sudah BRIMo-kan seluruh perangkat desa, termasuk sebagian besar warga desa," tandasnya.
Hal itu juga diakui warga desa bernama Firman. Menurutnya, banyak warga memanfaatkan layanan BRILink di desa untuk transaksi keuangan.
"Saya sendiri kalau mau menarik duit lebih memilih ke agen BRILink," katanya. (*)