Kritik Proses PHPU Pilpres 2024, Loyalis Ganjar Pranowo: Ugal-Ugalan Nepotisme

  • Bagikan
Pemilu 2024

Bahkan, ia menyebut bahwa mereka bahkan tega menertawakan air mata ibu yang kehilangan anaknya pada peristiwa tahun 1998.

"Bahkan mereka tega menertawakan air mata dari ibu yang kehilangan," timpal Jhon.

Jhon kemudian mengingatkan bahwa publik telah konsisten pada nilai-nilai perjuangan sejak 2014 hingga 2019.

Konsisten dalam melawan Neo Orba, korupsi, nepotisme, dan perilaku tidak jujur yang seolah-olah baik padahal membawa Indonesia menuju kehancuran.

"Yang dipertontonkan seolah-olah baik padahal mengantarkan kita ke jurang kehancuran," imbuhnya.

Diungkapkan Jhon, publik ingin bangsa Indonesia berdiri dengan cara yang terhormat.

"Bukan dengan cara licik dan curang lalu berdusta di depan khalayak seolah-olah semuanya baik-baik saja," ucapnya.

Tidak menutup kemungkinan, Jhon menyebut bahwa ia tidak ingin melihat penculikan, tragedi kemanusiaan, pembredelan pers, dan pembungkaman kebebasan berpendapat semakin subur hingga menjadi momok yang selalu menghantui siang dan malam karena Presiden Prabowo Subianto.

Bagi Jhon, Indonesia saat ini membutuhkan kejujuran dan kebenaran yang berdiri di atas segala kebaikan, karena yang terlihat baik belum tentu benar dan jujur.

"Kita ingin kejujuran dan kebenaran berdiri di atas segala kebaikan, karena yang terlihat baik belum tentu benar dan jujur," tandasnya.

Ia mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan bahwa jika negara mengakomodir kebohongan ini, maka sulit rasanya untuk optimis mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Bila negara mengakomodir kebohongan ini, maka sulit rasanya untuk optimis mewujudkan Indonesia Emas 2045," timpalnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan