Wakaf Dana Abadi Kampus Tembus Rp1 T, Menag: Ini Solusi Masalah Sosial di Indonesia

  • Bagikan
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Tren kampus mewakafkan dana abadi makin meningkat. Saat ini jumlahnya tembus Rp1 triliun.

Menurut Badan Wakaf Indonesia (BWI) manfaat dari wakaf dana abadi itu, di antaranya untuk beasiswa mahasiswa di kampus masing-masing.

Perkembangan wakaf dari dana abadi perguruan tinggi itu disampaikan Ketua Pelaksana BWI Mohammad Nuh.

"Alhamdulillah ada beberapa kampus mitra BWI yang tertarik dan mendapatkan hidayah untuk mewakafkan sebagian dari dana abadinya," katanya dalam Gebyar Ramadan 2024 di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu lantas merinci kampus-kampus yang sudah mewakafkan dana abadinya. Diawali dengan ITS yang berwakaf dana abadi pendidikannya Rp 20 miliar setiap tahun.

"Sekarang (wakaf dana abadi ITS) sudah terkumpul Rp80 miliar," katanya.

Nuh yang juga mantan Rektor ITS itu mengatakan, kampus berikutnya adalah IPB yang mengawali dengan Rp50 miliar. Saat ini wakaf dana abadi IPB sudah mencapai Rp250 miliar.

Nuh kemudian mengajak ITB untuk melakukan hal serupa. Kampus berlogo Ganesa itu berwakaf dana abadi pendidikannya total Rp 350 miliar.

"Itu yang kita mulai dari yang I (institut). ITS, ITB, IPB, yang U (universitas) belum. Akhirnya diawali oleh Unusa. Kemudian disusul oleh Universitas Telkom," katanya.

Kemarin Universitas Terbuka (UT) menyusul menyerahkan wakaf dana abadi pendidikannya.

Kampus UT berwakaf Rp150 miliar. Jika UT menambah lagi dana wakafnya Rp50 miliar lagi, maka total wakaf dari dana abadi pendidikan sudah tembus Rp 1 triliun.

"Nanti tambah lagi ya Pak Rektor," kata Nuh di depan Rektor UT Ojat Darojat.

Dia menegaskan bahwa wakaf bukan hanya investasi akhirat. Tetapi melalui wakaf, manfaatnya bisa didapat di dunia juga. Baik bagi si pewakaf maupun masyarakat penerima manfaat wakaf.

Pada kesempatan yang sama, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa potensi wakaf di Indonesia mencapai Rp180 triliun per tahun.

Jika wakaf terus dikembangkan dan dikelola menjadi wakaf produktif, maka bisa ikut berkontribusi mengentaskan kemiskinan.

Yaqut menegaskan, literasi tentang wakaf perlu terus saya tingkatkan. Selain itu, tentu kontribusi pemerintah juga penting untuk dunia perwakafan. Di antaranya membantu sertifikasi tanah wakaf. Saat ini sudah ada sekitar 400 ribu titik tanah wakaf yang sudah tersertifikasi.

"Ini bagian dari ikhtiar pemerintah, mendorong supaya wakaf bisa menjadi solusi masalah sosial yang ada di Indonesia," katanya. (wan/zuk)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan