FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Kasus Tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus pengiriman mahasiswa magang ke Jerman bikin heboh dunia pendidikan tinggi Indonesia.
Dari informasi yang disampaikan Kemendikbudristek, program ferienjob yang berarti program kerja paro waktu saat musim libur di Jerman ternyata bukan merupakan bagian program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Memang ferienjob pernah diusulkan masuk MBKM, tetapi ditolak karena kalender akademik di kampus Indonesia sangat berbeda dengan yang berlaku di Jerman.
Untuk wilayah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX, ada beberapa nama perguruan tinggi yang diduga terlibat ferienjob. Di antaranya Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Universitas Indonesia Timur (UIT), dan Universitas Terbuka (UT).
Selain itu, ada UKI Paulus, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Negeri Makassar, dan Universitas Atma Jaya.
Rektor UNM Prof Husain Syam mengungkapkan, jika kampus terbukti sengaja melakukan TPPO kepada mahasiswa di sebuah lembaga, justru akan merugikan pihak kampus sendiri.
Sementara Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Abdul Rakhim Nanda, mengatakan dalam beberapa tahun terakhir pihaknya memang menggiatkan kolaborasi internasional. Namun, prosesnya harus melalui beberapa tahapan dan verifikasi ketat.
"Setiap kerja sama internasional harus melalui LPBKUI, diawali dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dan memorandum of agreement (MoA) serta diiringi dengan monitoring dan evaluasi berkala,” ucapnya.
Rakhim juga mengaku mendapatkan informasi ada dua mahasiswa mereka yang diduga mengikuti program magang tersebut. Namun, itu dilakukan secara mandiri, atas inisiatif pribadi, dan tanpa melapor ke pihak kampus.
”Mahasiswa yang bersangkutan mungkin mendapat informasi dari luar kampus. Sebab, Unismuh tidak pernah menyosialisasikan adanya program magang ke Jerman,” jelasnya.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Pengembangan Lembaga UIN Alauddin Makassar, Prof Muhammad Amri membantah dugaan tersebut.
Menurutnya, UIN Alauddin memang pernah menerima undangan sosialisasi program ferienjobs, akan tetapi, pihaknya tidak merespons undangan tersebut. Salah satu alasan tak direspons, karena ketidakjelasan lembaga yang mengundang.
"Ada mahasiswa yang mengatasnamakan UIN Alauddin Makassar yang mengikuti program ferienjobs, dan memang benar,” ucapnya.
Mahasiswa tersebut atas nama Fikram, alumni Prodi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Namun keberangkatan yang bersangkutan ke Jerman mengikuti program ferianjobs dilakukan menurut inisiatif dan kemauan sendiri.
"Ini inisiatifnya sendiri tanpa pernah berkoordinasi dengan Career Development Center (CDC) atau bagian
Alumni UIN Alauddin Makassar,” ucapnya.
Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar juga membantah pihaknya turut bekerja sama secara resmi terkait program ferienjob atau magang paro waktu di Jerman. Unhas mengaku pernah mendapat tawaran, tapi tidak ditindaklanjuti.
Kepala Humas Unhas Ahmad Bahar mengatakan bahwa pada 2022, berdasar keterangan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM (K), dekan fakultas teknik pernah mendapat tawaran program kegiatan pengiriman tenaga kerja unsur mahasiswa ke Jerman.
”Namun tidak ditindaklanjuti karena menurut dekan fakultas teknik, program magang mahasiswa tersebut tidak sejalan dengan pencapaian kompetensi mahasiswa,” kata Bahar mengutip keterangan Ruslin.
Pada Oktober tahun yang sama, Unhas juga menerima laporan dari salah satu program studi bahwa ada mahasiswa yang meminta surat keterangan aktif kuliah. Tujuannya untuk kelengkapan berkas yang digunakan untuk mengurus visa sebagai dokumen keberangkatan mengikuti ferienjob.
”Durasinya selama satu bulan dan (mahasiswa bersangkutan, Red) telah kembali ke tanah air,” tambah Bahar,
kembali mengutip Ruslin.
Bahar menegaskan, tidak ada kerja sama resmi Unhas terkait program ferienjob, baik yang bersifat flagship maupun mandiri. Wakil rektor I, lanjut dia, telah melakukan proses pengecekan ke bidang kerja sama internasional dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Tak Lewat Kampus
Sementara itu, Indah Fitriani, mahasiswi Jurusan Komunikasi Universitas Fajar (Unifa) Makassar, satu dari 1.047 mahasiswa yang mengikuti ferienjob di Jerman, membantah indikasi tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang membuat program tersebut banyak disorot. Bareskrim Polri bahkan telah menetapkan lima tersangka.
”Jadi, di sana kami itu murni magang. Tidak ada kasus TPPO yang terjadi selama saya berada di Jerman. Sebelum berangkat pun, kami sudah harus memiliki tiket pulang-pergi,” ucap Indah.
Fikram, alumnus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Fakultas Komunikasi Jurusan Jurnalistik, mengaku dirinya dulu mengikuti ferienjob bukan lewat kampus. Tapi mendaftar atas inisiatif sendiri atau secara mandiri.
Fikram ikut pada gelombang kedua program ferienjob 2023 di Jerman. Berangkat Oktober dan kembali ke Indonesia 31 Desember 2023. Dia mengakui, program tersebut cocok sekali di kalangan mahasiswa.
”Mungkin yang bikin program ini jadi buruk karena oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Saya pribadi tidak mengalami itu selama di Jerman,” ucapnya.
Senada dengan Indah, Rektor Unifa Muliyadi Hamid membenarkan bahwa ada satu mahasiswanya yang ikut ferienjob, tapi kini telah kembali.
”Sudah kembali dan tidak ada masalah saat berada di Jerman. Setelah kembali, mahasiswa sempat kami tanya aktivitas di sana. Mahasiswa mengaku senang karena magang di Amazon," jelasnya.
Muliyadi pun memastikan, tidak ada lagi mahasiswa Unifa yang mengikuti program tersebut. Unifa juga membantah soal sejumlah pemberitaan yang mengaitkannya dalam kasus TPPO. (*)