Varane Ungkap Main di Madrid dalam Keadaan Gegar Otak di Liga Champions 2020

  • Bagikan
Raphael Varane / Instagram

FAJAR.CO.ID, MANCHESTER—Bek Manchester United, Raphael Varane mengungkapkan bahwa ia menderita gegar otak saat pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions antara Real Madrid melawan Manchester City pada tahun 2020.

Legenda Prancis pemenang Piala Dunia 2018 itu mengungkap fakta mengejutkan ini dalam wawancara baru-baru ini dengan L'Équipe.

“Saat pertandingan itu saya mengalami gegar otak. Saya merasakannya sejak pemanasan, saya berkata pada diri sendiri: ‘bangun’. Saya hampir ingin menampar diri saya sendiri,” kata Varane dikutip dari Managing Madrid.

Menurutnya, dengan kondisinya saat itu, semuanya berjalan sulit. “Selama pertandingan, tiga bola pertama saya secara teknis bersih, tapi saya terlalu lambat. Saya tidak bisa berkonsentrasi, saya seperti penonton. Pertandingan itu berjalan buruk bagi saya dan, jika dipikir-pikir, saya menyadari bahwa itu terkait dengan shock yang saya derita,” jelasnya.

Varane menjelaskan, dirinya tidak pernah melewatkan pertandingan penting seperti itu. Madrid sendiri pada akhirnya tersingkir di babak 16 besar setelah kalah 1-2 di Etihad Stadium.

Lebih lanjut Varane menjelaskan bahwa gegar otak tersebut merupakan akibat dari insiden sebelumnya pada pertandingan melawan Getafe sekitar sebulan sebelum pertandingan melawan City. Varane harus meninggalkan lapangan setelah mengalami benturan di kepala akibat tendangan sudut.

“Saat pertandingan Liga (laga melawan Getafe), saya menerima bola di kepala dari tendangan sudut dan saya harus meninggalkan lapangan. Saya mengikuti protokol pemulihan lima hari tanpa banyak usaha. Kemudian kami mendapat libur beberapa hari dan saya ingat merasakan kelelahan yang luar biasa, tapi saya pikir itu terkait dengan dekompresi akhir musim yang biasa,” ujarnya.

“Saat saya kembali berlatih, saya belum pulih dari kelelahan akibat syok yang saya derita. Saya merasa kehabisan tenaga untuk mempersiapkan pertandingan Liga Champions melawan Manchester City, namun saya tidak menyadari bahwa hal itu ada hubungannya dengan ketukan tersebut. Mungkin jika saya menjalani tes untuk mengevaluasi kemampuan pemulihan saya, saya akan menunda pemulihan saya dan kemudian saya bisa kembali bermain dengan tingkat energi normal,” tandasnya.

Pengungkapan ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh para atlet yang menghadapi cedera kepala dan menggarisbawahi pentingnya meningkatkan protokol manajemen gegar otak dalam olahraga profesional. (amr)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan