FAJAR.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan jemaah Masjid Aolia di Dusun Panggang III, Giriharjo, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan salat Idulfitri 1445 Hijriah lebih awal dari mayoritas umat Islam di Indonesia.
Acara dimulai pukul 06.00 WIB dengan takbir, dihadiri jemaah yang datang ke masjid dan kediaman Imam Jamaah, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau Mbah Benu.
Salat Id dilakukan sekitar pukul 06.58 WIB di kedua lokasi yang berjarak beberapa meter tersebut. Setelah salat, mereka mendengarkan khotbah dan bersalam-salaman.
Pengamanan dilakukan oleh personel Polri, TNI, dan Banser.
Setelah memimpin salat, Mbah Benu mengajak masyarakat untuk merawat persatuan dan kerukunan, serta menahan diri dari menyalahkan orang lain, termasuk dalam penetapan Hari Raya Idulfitri.
Selain merayakan Idulfitri lebih awal, jemaah Masjid Aolia juga memulai puasa Ramadhan sejak 7 Maret 2024 berdasarkan keyakinan spiritual Mbah Benu, pimpinan jamaah tersebut.
Meskipun berbeda dalam penetapan awal Ramadhan dan 1 Syawal, perbedaan ini tidak pernah menyebabkan perpecahan dengan masyarakat sekitar.
Jamaah Masjid Aolia telah hidup berdampingan dengan masyarakat setempat tanpa gesekan selama bertahun-tahun.
Meskipun demikian, mereka tetap menjalankan ibadah layaknya umat muslim pada umumnya. Namun, dalam penetapan tanggal-tanggal penting seperti awal Ramadhan dan 1 Syawal, mereka mengikuti keyakinan dan prinsip mereka sendiri, tanpa menggunakan metode hisab maupun rukyat.
Kementerian Agama DIY menyatakan bahwa mereka tidak dapat memaksa jemaah Masjid Aolia untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah.