Pendatang Baru Butuh Naikkan Popularitas, ASA Tak Mudah Bertarung di Makassar

  • Bagikan
Mantan Bupati Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa (ASA) saat menjawab pertanyaan sejumlah awak media soal Pilkada 2024 di kediaman NH, Jalan Mapala, Selasa, 2 April.(muhlis majid/fajar)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Jalan mantan Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa (ASA) untuk maju di kontestasi pemilihan wali kota (pilwali) Makassar dinilai tak mudah. Meskipun peluangnya tetap ada.

Analis politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, A Luhur Prianto mengatakan, Makassar tipikal pemilihnya lebih rasional. Sentimen kedaerahan terbukti tidak cukup kuat.

Politikus yang berinvestasi sosial politik di luar Makassar, tetap bisa meraih akseptabilitas yang tinggi. "Tentu dengan syarat dan ketentuan berlaku," ujarnya.

Sebagai pendatang di Makassar, Luhur menilai kasus Fatmawati Rusdi itu berbeda dengan situasi ASA, kalau betul-betul serius mau running di Pilwalkot Makassar. Fatmawati di posisi sebagai pendamping petahana Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, yang menjadi vote-getter utama.

Sehingga, wacana ASA berkontestasi di Pilwalkot Makassar, tidak akan mudah. Problem pertama soal popularitas.
"Pemimpin daerah ini perlu memperkenalkan diri dan meraih popularitas tinggi, dalam jangka waktu kontestasi yang terbilang singkat," katanya.

Kemudian, soal partai politik yang pengusung belum pasti. "Kalau lah bisa dengan basis kekuatan elite DPP," ucapnya.

Akan tetapi, sebagai tokoh muda, ASA punya potensi. Peluang anak muda di Pilwalkot Makassar dinilai besar. Banyaknya anak muda yang terpilih sebagai anggota legislatif di Makassar menjadi dasar.

Analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto menilai, hasil Pileg 2024 itu berpeluang berkorelasi dengan Pilwalkot Makassar.

"Tentu saja memberikan peluang dan sekarang memang menjadi zaman anak muda. Pemilih mayoritas anak muda," katanya.

Ali pun memprediksi, Pilwalkot akan banyak muncul figur anak muda. Apalagi sekarang sudah muncul figur-figur yang disebut akan bertarung.

"Saya masih menghitung Appi sebagai anak muda. Apalagi kemarin muncul nama baru dari PKB seperti Fauzi A Wawo dan dr Fahrizal Arrahman Husain. Kemudian dr Udin Shaputra Malik dan Rudianto Lallo juga bisa disebut figur muda," katanya.

Salah satu kader PDIP, dr Udin Shaputra Malik juga melihat peluang ini. "Kita sudah melihat fenomena pemilih muda dan fenomena legislatif muda, banyak. Siapa tahu ini waktunya juga pemimpin muda," katanya.

Hanya saja, menantu Wali Kota Makassar itu mengaku, masih akan melihat konstelasi politik ke depannya apakah ada potensi bertarung atau tidak.

"Kita lihat dulu lah bagaimana pasca pileg dan pilpres ini. Bagaimana kondisi masyarakat di lapangan," ujarnya. (mum/ham)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan