Ketiga, lanjut Qodari, survei dari Indo Barometer bulan Oktober 2023 tentang alasan memilih calon presiden tidak ada alasan karena menerima bansos.
Tertinggi alasan masyarakat memilih calon presiden dari pertanyaan terbuka yaitu orangnya tegas dan berani 25 persen, perhatian dengan rakyat 16,2 persen dan orangnya pintar 8,4 persen, berwibawa 6,2 persen selain alasan itu di bawah 5 persen.
“Kalau di-breakdown ternyata 100% orang yang memilih presiden karena tegas itu ke Prabowo 87,9% ke Ganjar 6,9% ke Anies 5,3%. Orang yang memilih presiden karena alasan dekat dengan rakyat yang ke Prabowo 9,4% ke Ganjar 78,8% ke Anies 11,9%. Orang yang mau presiden pintar ke Prabowo 8,4% ke Ganjar 20,5% ke Anies 71,1% dan seterusnya. Jadi kita lihat memang masyarakat itu memilih capres karena dia punya kualitas tertentu,” jelasnya.
Menurut Qodari, masyarakat lebih cenderung memilih calon presiden berdasarkan kualitas kepemimpinan yang tegas dan keterhubungannya dengan rakyat.
"Jadi alasan masyarakat memilih capres karena punya kualitas tertentu. Hal serupa juga berlaku pada money politic atau serangan fajar, sehingga tidak ada jaminan antara pemberian money politic dengan memilih kandidat apalagi itu pemberian perlinsos, ” jelasnya.
Qodari menambahkan, alasan kenapa Prabowo dengan kualifikasi tegas lebih banyak dipilih dibandingkan dengan Ganjar yang dianggap merakyat atau Anies yang dinilai pintar karena proporsi pemilih yang menginginkan pemimpin tegas lebih besar dari pada aspek lainnya.
“Kenapa calon A menang dibandingkan dengan calon B? Karena yang mau kualifikasi A mungkin proporsinya lebih besar daripada kualifikasi B, saya ingat tahun 2014 yang menang Pak Jokowi, kenapa? Yang mau presiden merakyat lebih tinggi dari pada yang mau presiden tegas,” bebernya.