Moderasi Beragama Tak Cukup, Butuh Moderasi di Seluruh Aspek Kehidupan

  • Bagikan
Diskusi Buku “Jalan Baru Moderasi Beragama (Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir).

Dengan latar belakang tersebut, menurut Irwan, sangat wajar jika Haedar mampu menawarkan konsep moderasi yang sejalan dengan karakter sosiologis masyarakat Indonesia.

“Moderasi beragama, oleh beberapa kalangan ditafsirkan dengan caara berbeda. Menurut saya, moderasi beragama intinya satu, bagaimana Islam menjadi rahmatan lil alamin. Persoalannya, bagaiamana menjadikan Islam menjadi rahmatan lil alamin? Itulah tugas kita semua,” tutup Irwan Akib.

Salah satu pembicara yang dijadwalkan, yakni Dr Ashabul Kahfi, yang merupakan Ketua Komisi VIII DPR RI, batal menjadi pembicara dalam diskusi ini. Kahfi baru saja mendarat di Jakarta, Sabtu sore, usai lawatan ke Sudan, mengantarkan bantuan kemanusiaaan Indonesia untuk negara itu.

Namun melalui pesan singkat, Ashabul Kahfi memberikan apresiasi atas gagasan moderasi keindonesiaan yang ditawarkan Haedar Nashir.

“Pak Haedar Nashir menawarkan Jalan Baru Moderasi Beragama yang tidak hanya berfokus pada moderasi beragama tetapi juga mengintegrasikan konsep tersebut dalam prinsip-prinsip kebangsaan dan keindonesiaan. Beliau menekankan pentingnya Pancasila sebagai dasar moderasi sosial-politik dan ekonomi, serta memajukan ide moderasi dalam konteks pembangunan nasional yang lebih luas. Hal itu dapat menjadi kunci untuk memperkuat kesatuan dan kemajuan Indonesia,” ungkap Kahfi, melalui aplikasi Whats App.

Diskusi yang disiarkan langsung TVMu ini berakhir pukul 22.30 WITA. Acara ini diikuti ratusan peserta, yang sebagaian besar merupakan aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah. Tampak hadir pula, Wakil Ketua PWM Sulsel Dr Panca Nurwahidin, dan Ketua Majelis Dikdasmen PWM Sulsel Erwin Akib PhD. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan