FAJAR.CO.ID, TIMUR TENGAH -- Serangan Iran ke Israel ternyata cukup mengguncang negeri Zionis itu. Pasalnya, setelah meluncurkan lebih dari 300 rudal dan drone, Iran mengklaim bahwa perang dengan Israel berakhir. Namun, Iran siap membalas setiap provokasi terhadap negara tersebut.
Hossein Salami, panglima IRGC, mengatakan kepada media pemerintah bahwa informasi masih masuk. "Namun penilaian awal Iran adalah bahwa operasi tersebut mencapai tingkat keberhasilan yang melebihi harapan kami,” katanya.
Terkait hal itu, Pengamat Timur Tengah, Dina Sulaeman, turut menyampaikan pandangannya. Melalui akunnya di aplikasi X (twitter), Dina Sulaeman menuliskan analisisnya. "Apa yang terungkapkan oleh serangan Iran tentang Israel?," ujarnya, mengawali tulisannya pada akun @dina_sulaeman, dikutip Selasa (16/4/2024).
Israel, kata dia, tidak dapat mempertahankan diri tanpa AS, Perancis, dan Inggris, dan khususnya rezim Arab. Rezim-rezim Arab tidak membantu Israel karena mereka takut terhadap Israel; mereka membantu Israel karena mereka takut akan kehancuran dinasti mereka.
"Israel lebih lemah dari perkiraan penduduk Arab, seperti yang terlihat pada tanggal 7 Oktober. Mereka tidak dapat melindungi diri mereka dari serangan pejuang Palestina yang dikepung tanpa bantuan Amerika," ujar Dina Sulaeman.
Yordania tidak hanya menjadi pelindung utama perbatasan darat terpanjang Israel namun juga melindungi wilayah udaranya. "Runtuhnya Israel secara langsung berarti berakhirnya rezim monarkhi Arab," tambahnya.