FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Asal usul pundi-pundi kekayaan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep kembali disorot.
Hal itu setelah cuitan kontroversial dari Pegiat Media Sosial, Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa, di akun X beberapa waktu lalu.
Dilihat fajar.co.id pada unggahan akun Instagram @mood.jakarta, Tifa mengungkap jumlah kekayaan Kaesang yang fantastis.
Cuitan tersebut mengungkap jumlah harta kekayaan anak bungsu Presiden Jokowi yang dinilai sangat fantastis, meskipun usianya masih di bawah 30 tahun.
Tifa pada April 2024 lalu menyentil asal-usul dan jumlah kekayaan sebesar Rp 92 miliar yang dimiliki Kaesang.
Tifa juga menyentil soal bisnis yang dimiliki Kaesang Pangarep. Meskipun banyak bisnis yang dikabarkan gulung tikar, tapi kekayaannya tetap tergolong fantastis.
"Banyak bisnis dia gulung tikar. Termasuk segala pisang-pisangan. Ternyata nemu bakat terbaik. Bisnis Laundry," kata Tifa.
Komentar tersebut memicu reaksi beragam di kalangan publik, dengan beberapa pihak mempertanyakan asal-usul kekayaan Kaesang Pangarep.
Selain itu, timbul juga pertanyaan bagaimana bisnis-bisnisnya yang dilaporkan tutup tetapi kekayaannya terus bertambah.
Menanggapi hal tersebut, para warganet pun berlomba-lomba memberikan tanggapan menohoknya.
"Kalau ke audit sih abis satu keluarga Mukidi," kata akun @bilal_asher.
"Hahahah,lah emang, coba sebutin satu ajj usaha nya apa yg paling majuuu, sampe dy punya kekayaan segitu bnyak nya,tp g tau jg sie klo Dy punya usaha properti lain nya, hehehe," tulis @hael.zifath.
"Keruk habis kekayaan rakyat," timpal akun @wibawa.sanghyang.
Sorotan tajam tidak hanya ditujukan ke Kaesang, namun juga terhadap Tifa yang selama ini dikenal vokal dalam mengkritik.
"Welcome to konohagakure. Dimana sekelas dokter mikirin harta orang lain dicurigain, miskin dihina kaya," tukas akun @ayyy_yazz.
Diketahui, jauh sebelum terjun di dunia politik, Kaesang sudah malang melintang di dunia bisnis. Ia menjelma menjadi salah satu pengusaha muda sukses.
Dari berbagai sumber, harta kekayaan Kaesang ditaksir mencapai lebih dari Rp92,2 miliar pada 2021.
(Muhsin/fajar)
