FAJAR.CO.ID, GOWA -- Sekecil apa pun usaha yang digeluti, profesi apa pun yang dijalani jika dilakukan dengan tekun akan membawa hal positif bagi diri dan orang sekitar.
Itu pula yang dirasakan Daeng Lino (52), penjual jagung yang sekitar 20 tahun lalu mulai berdagang di Jl Poros Malino, Dusun Lantebung, Desa Pakatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Pagi-pagi sekali perempuan paruh baya ini mulai menyiapkan dagangan di kiosnya. Ratusan butir jagung yang masih utuh dengan kulitnya pun disusun dengan rapi.
Sebagian direbus untuk dipersiapkan sebagai konsumsi jika ada pengendara yang ingin singgah menikmati jagung rebus. Sebagian lagi dibiarkan dalam kondisi mentah.
Selain jagung, Daeng Lino juga mempersiapkan keripik berbahan singkong yang oleh warga sekitar disebut kareppe.
Daeng Lino menceritakan, para pedagang di lokasi itu, termasuk dirinya, telah turun temurun menjajakan jagung rebus.
"Kalau saya sendiri sudah lebih 20 tahun lalu," kata Daeng Lino, saat penulis menyambanginya, Rabu siang (17/4/2024)
Ibu 3 anak ini mengakui harus turut mencari rezeki karena suami hanya seorang petani. Meski begitu, dia tak berkecil hati. Bersama para pedagang jagung lainnya, Daeng Lino selalu semangat menjalani kehidupan dengan berjualan.
Dalam menjalankan usahanya, Daeng Lino mengaku memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. "Alhamdulillah, lancar-lancar saja usaha kami. BRI juga memudahkan pedagang kecil seperti kami," katanya.
Menurutnya, dana KUR dari BRI yang tanpa agunan telah membantu banyak pedagang. Ditambah lagi, cicilan bulanannya cukup ringan.