Puluhan pedagang jagung rebus di Jl Poros Malino, Desa Pakatto, sudah ada sejak puluhan tahun silam. Mereka tetap eksis dan saling mendukung sesama pedagang.
Muhammad Nursam
Gowa
Kondisi lalu lintas di Jalan Poros Malino cukup lancar saat penulis tiba di wilayah Desa Pakatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Di wilayah itu, tepatnya di Dusun Lantebung, puluhan pedagang jagung rebus berjejer menjajakan dagangannya.
Meski terik mentari cukup hangat menyinari lokasi itu pada Rabu siang (17/4/2024), puluhan pedagang itu tampak tidak menghiraukan. Mereka asyik dengan aktivitasnya masing-masing.
Ada yang merapikan kios, ada juga yang tengah melayani pembeli. Sesekali mereka bercanda dengan kerabatnya.
Penulis yang datang bersama seorang rekan pun disambut hangat saat singgah di salah satu kios. Kami pun memesan jagung rebus untuk disantap.

Seorang perempuan bernama Syamsia (42) menemani penulis berbincang. Dia ditemani dua rekannya sesama pedagang jagung, Nurianti dan Daeng Lino.
Syamsia menuturkan, jagung rebus yang mereka pajang dijual dengan harga yang relatif murah. "Selain direbus, jagung ini juga bisa dibeli dengan keadaan mentah. Tergantung maunya pembeli," katanya, menjawab pertanyaan penulis.
Dia membeberkan, jagung yang disiapkan berasal dari hasil panen petani jagung lokal di Desa Pakatto. "Itu kalau panen jagung sedang banyak. Biasanya saat musim hujan banyak. Jika agak sulit, barulah kita cari dari luar desa," urainya.
Syamsia membeberkan, dirinya dan para pedagang lainnya mulai berjualan pada pukul 06.00 hingga pukul 23.59 Wita. "Paling ramai itu saat Sabtu-Minggu atau hari libur," ungkapnya.