Dibentuk pada 1974, ADF didedikasikan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup di negara-negara termiskin dan paling rentan di Asia dan Pasifik. Dana tersebut juga digunakan untuk mengatasi tantangan pembangunan guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, ADF mencerminkan komitmen kolektif ADB dan donor terhadap masa depan yang berkelanjutan.
Dukungan dari para donor tentunya menumbuhkan semangat kerja sama internasional yang sangat penting di saat krisis global. Kolaborasi Indonesia, ADB, dan para donor lain juga meningkatkan kapasitas kolektif dalam menghadapi tantangan yang tidak dapat diatasi sendirian oleh satu negara pun.
Kerja sama tersebut juga diharapkan dapat membangun kawasan Asia dan Pasifik menjadi wilayah yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan pada 2023, ADB memberikan komitmen pendanaan iklim sebesar 9,8 miliar dolar AS, meningkat dari 6,7 miliar dolar AS pada 2022 dan termasuk 1 miliar dolar AS dalam pendanaan iklim non-pemerintah.
ADB melakukan investasi iklim yang signifikan di sektor-sektor penting seperti transportasi sebesar 2,5 miliar dolar AS, pertanian sebesar 1,8 miliar dolar AS, dan energi sebesar 1,9 miliar dolar AS.
Untuk mendorong tindakan menuju planet yang lebih bersih, ADB mengumumkan bantuan teknis baru untuk Kemitraan Transisi Energi yang Adil (Just Energy Transition Partnership), yang dibentuk untuk memandu masyarakat Indonesia beralih meninggalkan bahan bakar fosil.
Bantuan teknis tersebut mendukung perumusan rencana investasi dan kebijakan untuk menyalurkan dana sebesar 20 miliar dolar AS yang dijanjikan kepada kemitraan ini oleh sumber-sumber pendanaan dari publik dan swasta.