Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan adanya potensi banjir lahar hujan susulan di Gunung Marapi, Sumatera Barat, dengan dampak yang lebih besar dibanding sebelumnya.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dikutip dari ANTARA, mengimbau masyarakat dan tim gabungan penanganan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat potensi hujan berintensitas sedang hingga sangat lebat diperkirakan akan berlangsung hingga 22 Mei 2024.
Menurut Dwikorita, meski hujan yang turun tidak terlalu lebat, intensitas sedang pun bisa memicu banjir lahar yang berbahaya karena material lahar sisa erupsi sebelumnya masih tebal.
Hujan yang bercampur dengan partikel pasir halus dapat menciptakan aliran pekat yang mampu mengangkut bebatuan besar dan bahkan kendaraan truk dari puncak gunung ke daerah yang lebih rendah.
BMKG khawatir material besar yang terbawa oleh banjir lahar tersebut bisa mencapai pemukiman penduduk di sekitar lereng perbukitan dan aliran sungai.
Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terdapat 28 jalur aliran lahar Gunung Marapi yang berhulu ke sungai di sisi utara, selatan, dan timur gunung, termasuk wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang.
Permukaan sungai yang sudah penuh oleh endapan dari banjir lahar fase sebelumnya menambah risiko banjir lahar menjangkau pemukiman.
BMKG berkomitmen untuk selalu melaporkan kondisi cuaca harian dan menerbitkan informasi peringatan dini bencana dengan ketepatan tiga jam sebelum kejadian, agar masyarakat dan petugas gabungan dapat melakukan evakuasi diri dengan cepat.