FAJAR.CO.ID -- Usaha penyelamatan sekelompok dokter Amerika Serikat yang terjebak di Rumah Sakit Eropa di Jalur Gaza sedang dilakukan oleh Gedung Putih.
Juru bicara Karine Jean-Pierre menyatakan bahwa mereka telah melakukan kontak langsung dengan perwakilan dokter dan keluarga mereka, serta bekerja sama dengan Israel untuk memfasilitasi keberangkatan mereka.
Jean-Pierre menegaskan bahwa mereka melakukan segala upaya yang mereka bisa untuk menyelamatkan dokter-dokter tersebut, tanpa memperhitungkan apakah ada operasi militer di Rafah atau tidak. Keputusan ini didasarkan pada kepentingan kemanusiaan, karena dokter-dokter tersebut adalah warga negara Amerika yang terdampak.
Sebanyak 19 dokter yang tergabung dengan Asosiasi Medis Palestina-Amerika berangkat ke Gaza pada 1 Mei untuk memberikan bantuan medis darurat dalam misi WHO. Namun, mereka tidak dapat kembali pada Senin karena penutupan perbatasan Rafah antara Gaza dan Israel. Israel mengambil alih kendali perbatasan pekan lalu saat mereka memulai invasi ke Rafah.
Meskipun tekanan internasional, termasuk dari Washington, agar Israel menahan diri dari invasi ke Rafah untuk menghindari memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza,
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pasukannya akan melaksanakan operasi tersebut. Netanyahu berpendapat bahwa kadang-kadang langkah tersebut diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup dan masa depan suatu negara. (*)