FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Berhenti merokok merupakan salah satu keputusan terbaik yang bisa diambil untuk kesehatan, namun melakukannya seringkali penuh tantangan.
Bagi banyak perokok, keinginan untuk berhenti merokok tidak hanya melibatkan perjuangan fisik tetapi juga mental dan emosional.
Salah satu tantangan terbesar adalah ketergantungan fisik terhadap nikotin.
Nikotin, zat adiktif dalam rokok, menyebabkan otak mengeluarkan dopamin, yang memberikan rasa senang dan relaksasi.
Ketika seseorang berhenti merokok, penurunan kadar nikotin dalam tubuh dapat menyebabkan gejala putus nikotin seperti kecemasan, depresi, dan iritabilitas, serta keinginan kuat untuk merokok kembali.
Tim Riset Halo Sehat Dina Nurul Diana dalam Channel YouTube @Halosehat menjelaskan tentang cara-cara mudah berhenti merokok.
Dikatakan Dina, terdapat banyak alasan seseorang memilih untuk mengisap rokok.
"Para perokok percaya, merokok dapat membuat mereka rileks," ujar Dina dikutip pada Kamis (16/5/2024).
Dina mengungkapkan, pemikiran itu lahir dikarenakan rokok dapat melepaskan zat dopamine.
"Ini zat kimia yang ada di otak anda," ucapnya.
Zat dopamine, kata Dina, dipercaya dapat memberikan perasaan senang bagi para perokok.
"Ini yang membuat para perokok merasa rileks setelah beberapa isapan," lanjutnya.
Diperingatkan Dina, perokok tidak boleh terlalu senang atas perasaan yang diraihnya tersebut.
Sebab, perasaan rileks maupun senang itu hanya bersifat sementara karena ada sesuatu hal negatif dibalik kesenangan tersebut.