Biaya Kuliah Kelewat Mahal, Gigin Praginanto Sindir Menohok

  • Bagikan
Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto, ikut bersuara soal Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dianggap mahal. 

Pasalnya, Kemendikbudristek justru menyebutkan bahwa biaya UKT tinggi karena pendidikan tinggi dianggap sebagai kebutuhan tersier.

"Bagi penguasa, kuliah itu kebutuhan tersier," ujar Gigin dalam keterangannya di aplikasi X @giginpraginanto (20/5/2024). 

Dikatakan Gigin, jika kuliah dianggap tersier, maka kebutuhan primernya adalah perpanjangan kekuasaan dan menggelembungkan kekayaan pribadi. 

"Kebutuhan primer adalah memperpanjang kekuasaan dan menggelembungkan kekayaan pribadi. Kebutuhan lainnya adalah sekunder dan seterusnya," tandasnya. 

Sebelumnya diketahui, Kemendikbudristek memberikan penjelasan terkait ramainya kritikan mahasiswa mengenai Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dinilai mahal. 

Menurut Kemendikbudristek, pengaturan biaya di perguruan tinggi tetap diperlukan karena biaya pendidikan tinggi tidak dapat digratiskan.

Hal itu diungkapkan Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Tjitjik Sri Tjahjandarie dalam acara Taklimat Media tentang Penetapan Tarif UKT di Lingkungan Perguruan Tinggi Negeri yang digelar di kantor Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2024).

Ia menegaskan, pendanaan pendidikan lebih difokuskan pada program wajib belajar 12 tahun yang mencakup pendidikan SD, SMP, dan SMA.

Tjitjik menjelaskan bahwa pendidikan tersier atau pendidikan tinggi merupakan pendidikan yang ditempuh setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas. 

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan