Keuntungan lain dari membaca buku adalah meningkatkan keterampilan, termasuk keterampilan komunikasi dan menulis. Sebab, dengan membaca buku seseorang memperoleh penambahan kosakata dan kemampuan untuk berpikir kritis sehingga lebih mudah mengungkapkan gagasan. Ketika Anda memiliki kekayaan kosakata, kegiatan menulis pun menjadi mengalir dengan ketersediaan diksi yang melimpah di kepala.
Kabar baik berikutnya datang dari aspek kesehatan bahwa kegemaran membaca buku dapat meningkatkan fungsi otak, menstimulasi mental, dan mengurangi stres.
Merangkum dari sejumlah penelitian para ahli, membaca buku dapat mengaktifkan sebuah jejaring sirkuit kompleks dalam otak, melatih seseorang dalam berpikir kritis dan analitis. Aktivitas membaca secara rutin dapat merangsang kerja otak menjadi lebih baik, aktif, dan mencegah penurunan daya ingat. Membaca menurunkan produksi protein beta amyloid otak yang meningkatkan risiko alzheimer.
Ketika seseorang membaca, neurobiologis memproses gambar maupun ucapan yang muncul, bagian otak yang mengatur penglihatan dan bahasa bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang kita mengerti dan lebih mudah untuk diingat.
Lantas apa hubungannya membaca dengan stimulasi mental? Otak, layaknya otot, memerlukan latihan rutin agar tetap kuat dan sehat. Membaca bisa menjaga otak agar tetap aktif sehingga dapat melakukan fungsinya secara baik dan benar.
Sementara kaitan membaca dengan penurunan stres, dibuktikan dalam penelitian bertajuk "Journal of College Teaching dan Learning". Dalam jurnal itu disebutkan bahwa membaca buku setidaknya 30 menit sehari dapat membantu menurunkan tekanan darah, frekuensi detak jantung, dan perasaan stres. Manfaat tersebut sama efektifnya dengan olahraga meditatif atau menyaksikan tayangan humor. Membaca bisa pula membuat pikiran menjadi lebih santai sehingga kondisi itu turut membantu menurunkan tingkat stres hingga 67 persen.