FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Aplikasi pengirim pesan Telegram terancam angkat kaki dari Indonesia. Pasalnya Perusahaan asal Rusia tersebut tidak kooperatif terkait pemberantasan judi online.
Judi online memang menjadi konsen pemerintah Indonesia saat ini. Pasalnya transaksi judi online di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.
Pemblokiran Telegram disampaikan langsung Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Budi Arie Setiadi dalam konferensi pers bertajuk "Perkembangan Terbaru Pemberantasan Judi Online", yang dihelat secara online lewat YouTube dan Zoom, Jumat (24/5/2024).
Dari banyaknya aplikasi yang beroperasi di Indonesia, Budi Arief mengungkapan hanya telegram yang belum kooperatif terhadap pemberantasan konten judi online.
"Tinggal Telegram yang tidak kooperatif. Dicatat teman-teman, silakan ditulis di media. Hanya Telegram yang tidak kooperatif," kata Budi.
Salah satu platform yang dinilai kooperatif menurut Menkominfo Budi Arie adalah Google. Pemerintah dan Google akan berdiskusi seputar pemberantasan judi online dengan Kominfo pada pekan berikutnya.
Google dikatakan memiliki teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk melacak (crawling) konten judi online di platform mereka. Budi Arie melanjutkan, bahwa saat ini terdapat tren pengguna melakukan judi online di Telegram. Melihat hal ini, Budi memberikan peringatan untuk Telegram.
"Karena itu saya peringatkan kepada Telegram. Jika tidak ingin kooperatif untuk pemberantasan judi online ini, pasti akan kami tutup," tegas Budi Arie.
Hingga saat ini, berdasarkan pantauan di aplikasi telegram memang masih banyak akun yang mempromosikan konten judi online. (Ikbal/fajar)