Seiring dengan inisiasi Belt and Road Initiative (BRI), Huayou menjadi bukti peningkatan kerjasama ekonomi Tiongkok-Indonesia. “Sejak mulai berinvestasi di Indonesia, Huayou terus mendapatkan dukungan pemerintah secara penuh dengan memenuhi komponen nilai dari aspek Enviroment, Social, and Governance (ESG). Melalui proyek ini, kami juga menggabungkan keunggulan teknologi serta sumber daya Indonesia demi memberikan kontribusi pengembangan ekonomi dan sosial di Indonesia,” jelas Chen.
Lebih lanjut, Chen Xuehua menjelaskan bahwa Huayou juga bekerja sama dengan LG Chem dalam proyek perusahaan patungan untuk membangun rantai pengolahan prekursor dan material katoda. Pabrik yang akan dibangun di Indonesia tersebut digunakan untuk proses produksi prekursor dengan dengan kapasitas setara 50.000 ton nikel per tahun.
Selain meninjau kondisi pabrik, Arifin Tasrif juga menikmati persembahan lagu-lagu Indonesia yang dibawakan oleh mahasiswa penerima beasiswa Huayou program studi S2 Teknik Metalurgi di Northeastern University, Tiongkok.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif berfoto bersama Chairman Huayou, Chen Xuehua (tengah), Presiden Qianjiang Motor, Guo Dongshao (kiri), dan Duta Besar Indonesia untuk RRT, Djauhari Oratmangun (kanan) di Kantor Pusat Qianjiang Motorcycle (26/5)
Kunjungan Arifin Tasrif, didampingi oleh Chen Xuehua, turut meninjau pabrik motor Qianjiang Motorcycle di Taizhou dan perusahaan Siekon Transmission Technology di Tongxiang. Tinjauan tersebut dilakukan untuk melihat potensi kerja sama dalam bidang penelitian yang berfokus pada konversi sepeda motor listrik. Diskusi yang dilakukan antara Menteri ESDM dan para pimpinan perusahaan asal Tiongkok tersebut disesuaikan dengan kondisi terkini perkembangan industri di Indonesia untuk membuka kesempatan kolaborasi.