FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Loyalis Ganjar Pranowo, Jhon Sitorus, mengomentari pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim tentang pembatalan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Jhon menilai bahwa cara Kemendikbudristek dalam menangani isu UKT mengikuti pola lama yang mudah ditebak.
Menurut Jhon, pola tersebut diawali dengan menciptakan isu kenaikan UKT.
"Pola lama yang mudah ditebak agar seolah-olah tampil sebagai pahlawan," ujar Jhon dalam keterangannya di aplikasi X @Miduk17 (27/5/2024).
Setelah isu ini diimplementasikan dan menimbulkan protes dari masyarakat, terjadi perdebatan antara menteri dan anggota DPR.
"Awalnya buat isu kenaikan UKT, terus diimplementasikan, lalu rakyat protes, lalu debat dengan menteri di DPR," ucapnya.
Pada akhirnya, menteri dipanggil ke Istana dan membuat pengumuman bahwa kenaikan UKT dibatalkan.
"Terus menterinya dipanggil ke Istana. Habis itu bikin pengumuman UKT batal naik," tukasnya.
Jhon berpendapat bahwa skenario ini membuat publik menganggap Presiden Jokowi sebagai pahlawan yang mendengar keluhan rakyat, sementara Nadiem menjadi musuh publik.
"Siapa pahlawannya? Jokowi. Siapa Public Enemynya? Nadiem Makarim," Jhon menuturkan.
Dia juga memperkirakan bahwa lembaga survei akan segera merilis survei yang menunjukkan tingkat kepuasan rakyat terhadap Presiden Jokowi yang tinggi karena pembatalan kenaikan UKT.
"Habis ini lembaga survey bikin survey dan release tentang kepuasan rakyat terhadap presiden Jokowi yang tinggi karena membatalkan UKT," sebutnya.