"Begitu terus berulang-ulang sampai masa jabatannya selesai," sambung dia.
Namun, Jhon mengungkapkan bahwa dalam benak masyarakat, sebenarnya Jokowi tidak melakukan apa-apa terhadap UKT.
"Padahal dalam benak manusia berpikir, Jokowi tidak melakukan apa-apa terhadap UKT," Jhon menuturkan.
Dia menyebut bahwa Jokowi hanya memanfaatkan opini publik agar terlihat seolah-olah membantu rakyat, dan trik ini telah berhasil berulang kali pada isu-isu lainnya.
"Jokowi hanya mengerjai kita, memanfaatkan opini kita agar seolah2 kita dibantu oleh Jokowi. Trik ini sudah berulang kali sukses pada topik-topil yang lain," tandasnya.
Sebelumnya, protes menyeruak di berbagai wilayah di Indonesia. Mulai dari mahasiswa, akademisi, hingga politisi.
Nadiem pun mengakui telah banyak mendengar aspirasi mahasiswa, keluarga, dan masyarakat.
Beberapa waktu lalu, Kemendikbusristek berkoordinasi dengan sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN), terutama PTN berbadan hukum (PTN-BH).
“Alhamdulillah semua lancar. Baru saja saya bertemu dengan Bapak Presiden dan beliau menyetujui pembatalan kenaikan UKT,” ucapnya.
Adapun kenaikan UKT tahun ini berdasar pada Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2024 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi (SSBOPT) diterbitkan sebagai dasar peningkatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bagi PTN dan PTN-BH.
“Sebenarnya dalam hal ini, kami mendorong perguruan tinggi agar dapat memberikan pembelajaran yang relevan kepada mahasiswa,” tukas Nadiem.
Nadiem bilang, sebenarnya perapan UKT yang tinggi tidak dilakukan untuk seluruh mahasiswa. Hanya segelintir saja.