FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Said Didu secara mendadak mengomentari rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan tarif listrik yang dijadwalkan akan terjadi pada tahun 2025 mendatang.
Dalam komentarnya, ia mengungkapkan rasa geramnya terhadap Presiden Jokowi, yang menurutnya seringkali membuat kegaduhan dengan kebijakan-kebijakannya.
"Siapa sebenarnya engkau?," ujar Said Didu dalam keterangannya di aplikasi X @msaid_didu (29/5/2024).
Said Didu menyatakan bahwa pada awal jabatan Jokowi pada tahun 2014, Presiden tersebut membuat janji-janji palsu dan kebohongan kepada rakyat.
"Di awal jabatan 2014 engkau buat janji palsu dan kebohongan," ucapnya.
Selanjutnya, kata Said Didu, di tengah masa jabatannya pada tahun 2019, Jokowi kembali membuat janji-janji yang tidak terealisasi.
Seperti janji pemberian berbagai jenis kartu untuk kebutuhan rakyat, namun pada akhirnya hanya menjadi janji belaka.
"Di tengah masa jabatan 2019 engkau obral janji berbagai jenis kartu, dan rakyat hanya dijanji," cetusnya.
Di akhir masa jabatannya pada tahun 2024, Jokowi kembali disebut mencekik rakyat dengan menaikkan pajak dan harga kebutuhan rakyat.
"Engkau cekik rakyat dengan menaikkan pajak dan harga kebutuhan rakyat," tandasnya.
Sebelumnya, pemerintah tengah merencanakan kenaikan tarif listrik untuk pelanggan nonsubsidi dan penerapan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga 12 persen pada tahun 2025 mendatang.
Rencana ini tercantum dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2025, sebagai bagian dari upaya transformasi subsidi dan kompensasi energi untuk APBN yang lebih berkeadilan.