Banjir Bandang di Sumatera Barat, Potensi Kerugian Ekonomi Capai Rp50 Miliar per Hari

  • Bagikan
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi. ANTARA/HO-Biro Adpim Sumbar.

FAJAR.CO.ID, SUMBAR -- Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, memperkirakan bahwa kerugian ekonomi akibat bencana banjir bandang yang menghantam sejumlah infrastruktur, terutama jalan nasional di daerah tersebut, mencapai Rp50 miliar per hari.

"Banjir bandang telah merusak jalan nasional di Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, yang menjadi jalur utama perekonomian Sumbar. Dampaknya, aktivitas ekonomi terhambat dan potensi kerugian mencapai Rp50 miliar setiap harinya," ungkapnya di Padang, Jumat, dikutip dari ANTARA.

Ia menjelaskan bahwa saat ini bisnis di sepanjang jalan dari Padang Panjang hingga Sicincin, Padang Pariaman, tidak beroperasi karena minimnya pembeli.

"Normalnya, karena ini adalah jalur perlintasan, transaksi jual beli terjadi antara pedagang dengan pengendara yang melintasi jalur tersebut," tambahnya.

Tak hanya itu, kegiatan usaha lain seperti pengangkutan bahan baku semen dari PT Semen Padang dan pengangkutan kebutuhan pokok dan sayur-mayur dari Padang ke berbagai provinsi tetangga juga terhambat.

Jalan alternatif melalui jalur Sitinjau Lauik saat ini sering mengalami kemacetan parah, terutama bagi truk pengangkutan barang yang terjebak dalam antrian panjang.

Kepala Bappeda Sumbar, Medi Iswandi, menyatakan bahwa jumlah kendaraan yang melintasi jalur utama di Lembah Anai setiap harinya mencapai 12-14 ribu, di antaranya sebagian besar adalah kendaraan angkutan barang.

Dengan terputusnya jalur utama tersebut, angkutan barang terpaksa harus menggunakan jalur alternatif, yang mengakibatkan peningkatan signifikan dalam kemacetan lalu lintas.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan