Dalam buku tersebut, Prabowo memberikan pujian khusus kepada Sjafrie, mengakui hubungan dekatnya dengan Presiden Soeharto dan memahami risiko politis di tingkat jabatan Kolonel ke atas dalam dunia militer.
Pengamat militer dan pertahanan Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebut ada dua nama yang layak dipertimbangkan presiden terpilih nantinya. Salah satunya yang paling berpeluang adalah Sjafrie Sjamsoeddin.
“Saya kira setidaknya ada dua nama yang layak dipertimbangkan. Yaitu mantan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Wamenhan saat ini, Herindra," kata Fahmi dalam keterangan tertulisnya, sesaat lalu.
Keduanya dinilai memiliki pengalaman yang mumpuni di sektor pertahanan dan sangat memahami visi Prabowo dalam hal pembangunan postur pertahanan.
Selain itu kata Fahmi, keduanya juga dianggap sosok yang dapat diandalkan dan memiliki chemistry dengan Prabowo.
Fahmi mengatakan pekerjaan rumah Menhan telah menanti, terlebih dalam upaya pemenuhan kekuatan pertahanan Indonesia yang selama ini dikerjakan Prabowo.
Menhan baru harus mengatasi kesenjangan antara kekuatan faktual dan kekuatan yang dibutuhkan dalam rangka menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah.
Termasuk juga bagaimana mengoptimalkan pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara, karena bagaimanapun pembangunan kekuatan pertahanan bukan hanya berkaitan dengan komponen utamanya yaitu TNI namun juga soal penguatan komponen cadangan dan komponen pendukung.
Sementara Andi Amran Sulaiman digadang-gadang kembali akan menjabat menteri pertanian di pemerintahan baru Prabowo-Gibran.