Arab Saudi Tuan Rumah Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2024

  • Bagikan
Ilustrasi Hari Lingkungan Hidup Sedunia. (INT)

Oleh: Ellyyana Said (*

Hari lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Juni oleh seluruh penduduk dunia yang  peduli dan punya rasa empati akan kerusakan lingkungan dan dampak yang telah dirasakan oleh manusia dan  makhluk hidup lainnya.

Tahun 2024  telah disepakati dari UNEP difokuskan kepada  kegiatan pemulihan lahan, pengendalian desertifikasi dan ketahanan terhadap kekeringan. Melalui slogan “Our Land, Our Future, Generation Restoration.” ( Restorasi lahan, penggurunan  dan ketahanan terhadap kekeringan.

Majelis Umum PBB menekankan pentingnya partisipasi melindungi lingkungan hidup. Sejalan dengan filsafat  Arab Saudi yang telah mengerahkan berbagai upaya tiada henti berskala lokal maupun regional dengan meluncurkan inisiatif Saudi Green dan Middle East Green dan melaksanakan sederetan inisiatif berdasarkan Strategi Lingkungan Nasionalnya. Pemerintah Saudi memberlakukan undang-undang Lingkungan Hidup yang baru dan program Kesadaran Lingkungan Nasional untuk memastikan perlindungan lingkungan hidup di Kerajaan Arab Saudi. Kerajaan Arab Saudi juga meluncurkan Pekan Lingkungan Hidup Nasional dan mendirikan lima pusat lingkungan hidup untuk melestarikan lingkungan di Arab Saudi, serta Dana Lingkungan Hidup.

Sebagai mana kita ketahui pemulihan akibat degradasi  lahan sangat penting dan menjadi perhatian serius. Lahan menjadi ruang hidup manusia, yang telah menyediakan makanan, pakaian dan tempat berlindung. Selain itu lahan mendukung perekonomian, kehidupan dan mata pencaharian. Untuk hal  sangat penting agar lebih semangat penuh ambisi dalam investasi sebagai upaya pemulihan lingkungan, dan memberi dampak terobosan besar bagi perbaikan lahan.

Indonesia  melalui Enhaced Nationally Determinated Contributions (ENDC) telah meningkatkan ambisinya dalam komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). Semula target penurunan emisi GRK Indonesia dengan kemampuan sendiri sebesar  29%, menjadi 31,89% pada ENDC. Sedangkan  target dengan kerjasama Internasional sebesar 41% naik menjadi 43,20% pada  ENDC. Peningkatan target tersebut dengan pertimbangan mendalam dari kebijakan sectoral terkait, terutama FOLU Net-sink 2030, dekarbonisasi, JETP, CCS, percepatan penggunaan  kendaraan Listrik, kebijakan B40, peningkatan aksi sektor  limbah seperti pemanfaatan slugge IPAL serta peningkatan target pada sektor pertanian dan industri.

Dari tahun ke tahun capaian pengurangan emisi Indonesia terus meningkat. Pada kurun waktu 2020-2022 terjadi pengurangan emisi yang singnifikan dan menjadi relatif stabil, yaitu di atas 40% jika dibandingkan dengan BAU. Data tahun 2022 menunjukkan bahwa  capaian pengurangan emisi GRK Nasional sebesar 876 Juta  ton CO2e atau 41,6% terhadap nilai BAU di tahun yang sama . Tahun 2023 masih cukup baik karena kita bisa kelola El-Nino 2023 dengan baik.

Indonesia telah menerbitkan  Perpres 98/2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang mengatur pelaksanaan aksi mitigasi dan aksi adaptasi perubahan iklim yang dilakukan melalui penyelenggaran NEK untuk mencapai target NDC dan pengendalian emisi untuk pembangunan nasional. Dengan adanya NEK dapat menjadi insentif untuk pencapaian NDC dengan mendukung upaya selama ini dilakukan seperti pengendalian kebakaran hutan, pencegahan deforestasi dan degradasi hutan, atau transisi teknologi untuk mewujudkan energi baru terbarukan seraya terus dan mengupayakan  terbangunnya kesempatan kerja dan generation pendapatan. Sebagai upaya mitigasi dan adaptasi merupakan upaya atasi iklim dan pelestarian lingkungan sekaligus menjadi insentif untuk kesejahteraan ekonomi.

Memulihkan lahan tanpa mengatasi perubahan iklim sama saja dengan memberi dengan satu tangan dan mengambil tindakan dengan tangan yang lain, sehingga negara-negara G20 harus menunjukkan kepemimpinan di seluruh agenda iklim – seperti yang telah dan terus dilakukan Kerajaan Arab Saudi dalam restorasi lahan.

Pemulihan lingkungan merupakan kunci  dalam membalikkan arus degradasi lahan dan dapat sekaligus meningkatkan mata pencaharian, mengurangi kemiskinan dan membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrem. Pemulihan juga meningkatkan penyimpanan karbon dan memperlambat proses ataupun dampak akibat perubahan iklim. Peringatan hari lingkungan hidup sedunia menjadi momen penting untuk terus menumbuhkan, meningkatkan kesadaran dan kepedulian secara konsisten dalam upaya memperbaiki lingkungan  secara berkelanjutan.

Melalui Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kerajaan Arab Saudi dapat membangun momentum dan tindakan menuju tujuan restorasi, memperlambat perubahan iklim, melindungi alam dan meningkatkan mata pencaharian dan ketahanan pangan miliaran orang. (*)

* Penulis adalah Staf Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan