FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pada Jumat pagi, kualitas udara di Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Sementara itu, Kota Medan di Sumatera Utara berada di peringkat kesepuluh.
Dilansir dari Antara, data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 07.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta mencapai angka 176, yang masuk dalam kategori tidak sehat.
Angka ini menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta berbahaya bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan kesehatan manusia, kelompok hewan sensitif, serta menyebabkan kerusakan pada tumbuhan dan nilai estetika.
Sebagai perbandingan, kualitas udara kategori sedang memiliki rentang PM2.5 sebesar 51-100, yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan tetapi dapat mempengaruhi tumbuhan sensitif dan nilai estetika.
Kategori baik memiliki rentang PM2.5 sebesar 0-50, yang tidak memberikan efek pada kesehatan manusia atau hewan serta tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, atau nilai estetika.
Kategori lainnya meliputi sangat tidak sehat (PM2.5 sebesar 200-299), yang kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi, dan kategori berbahaya (PM2.5 sebesar 300-500), yang secara umum dapat menyebabkan kerugian serius pada kesehatan populasi.
Kota dengan kualitas udara terburuk kedua adalah Hanoi, Vietnam, dengan angka 163, diikuti oleh Dubai, Uni Emirat Arab, di angka 161. Selanjutnya, Kinshasa, Kongo, berada di urutan keempat dengan angka 158, Cairo City, Mesir, di urutan kelima dengan angka 151, dan Delhi, India, di urutan keenam juga dengan angka 151.
