FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Program Sastra Masuk Kurikulum sejak peluncurannya menuai kritik dan polemik. Ada sejumlah pihak yang pro dan kontra.
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar menyambut baik program tersebut. Kepala Disdik Makassar, Muhyiddin mengatakan pihaknya mengapresiasi program yang digodok Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) itu.
“Sebenarnya kami apresiasi karena itu (sastra) masuk kurikulum,” kata Muhyiddin saat ditemui di kantor Disdik Makassar, di Jalan Anggrek, Makassar, Jumat (7/6/2024).
Khusus sekolah di Makassar sendiri, Muhyiddin mengatakan sebenarnya pihaknya telah memasukkan ke muatan lokal. Salah satunya adalah pembelajaran bahasa dan sastra daerah.
“Nah sekarang, bahkan kami itu sudah membuat keputusan bahwa bahasa atau sastra daerah itu sudah menjadi muatan lokal wajib,” jelasnya.
Disisi lain, ia bilang Sastra Masuk Kurikulum secara spesifik jadi kabar baik bagi para guru lulusan sastra di Makassar. Karena selama ini mereka Data Pokok Pendidikan (Dapodik)-nya tidak terdaftar sebagai guru sastra.
“Memang dia jurusan sastra. Tetapi di dalam apa namanya, apa namanya di Dapodik tidak ada,” terangnya.
Para alumni sastra itu, juga kata dia bisa lebih mengeksplorasi kemampuan dan pengetahuannya. Jadi baginya, program Sastra Masuk Kurikulum ini tidak hanya bermanfaat besar bagi peserta didik.
“Karena banyak alumi -alumi sastra. Banyak sastra, Arab, sastra apa yang sebagainya. Itu teman-teman akan ada peningkatan sastra,” ucapnya.