Merawat Hutan Sebagai Sumber Kehidupan Suku Moi Papua

  • Bagikan
Ketua Dewan Adat Malaumkarta Raya, Spenger Malasamuk, berkomunikasi dengan masyarakat setempat pada acara pembukaan egek di Sorong, Sabtu (8/6/2024). ANTARA/Yuvensius Lasa Banafanu

Oleh Yuvensius Lasa Banafanu

ALAM Papua memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Hutan hujan tropis Papua pun merupakan salah satu belantara terbesar yang tersisa di dunia, yang melindungi spesies-spesies unik dan langka, seperti burung cenderawasih, kanguru pohon, dan berbagai satwa langka lainnya.

Selain spesies langka yang menghuni alam hutan Papua, keunikan lain yang dimiliki hutan di provinsi ini adalah kemampuannya memberi kehidupan bagi masyarakat setempat.

Masyarakat adat Suku Moi merupakan salah satu suku Papua yang mendiami sebagian besar wilayah Kabupaten Sorong dan Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Warga Suku Moi menghuni Distrik Makbon dengan wilayah adat mencakup sekitar 400 ribu hektare.

Suku Moi terbagi menjadi tujuh subsuku, yakni Suku Moi Kelim, Moi Abun That, Moi Abun Jhi, Moi Salkma, Moi Klabra, Moi Lemas, dan Moi Maya.

Ketua Dewan Adat Malaumkarta Raya, Spenger Malasamuk, menyebut hutan dan manusia tak terpisahkan satu dengan yang lain berdasarkan konsep yang dimiliki Suku Moi.

Hutan adalah tumpuan hidup masyarakat adat Suku Moi. Melalui hutan, masyarakat adat setempat bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan, seperti makanan dan sumber lain yang dimanfaatkan untuk pemenuhan ekonomi keluarga.

"Bagi kami orang Papua, khususnya masyarakat adat Suku Moi yang tinggal di wilayah pesisir Makbon, Kabupaten Sorong, hutan merupakan sumber kehidupan," kata Spanger Malasamuk.

Salah satu keunikan dari suku ini yaitu penerapan konsep pengolahan hutan berdasarkan sistem pemetaan bagi setiap marga di wilayah Kampung Malaumkarta, Distrik Makbon.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan