PP Muhammadiyah tak menyebutkan terang-terangan jumlah dana yang bakal mereka tarik dari BSI.
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas hanya menjelaskan mereka butuh menyebar simpanan Amal Usaha Muhammadiyah yang lebih banyak di BSI ke bank syariah lain, seperti Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, serta bank syariah lain di daerah.
“Fakta yang ada menunjukkan bahwa penempatan dana Muhammadiyah terlalu banyak berada di BSI sehingga secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi,” tandasnya.
Felicitas Tallulembang Jabat Komisaris
Isu terkait penarikan dana tersebut meliputi pergantian komisaris BSI.
Pengurus Pusat Muhammadiyah diduga ingin mengajukan orang kepercayaannya sebagai bagian dari jajaran komisaris bank tersebut.
Salah satu sosok yang diusulkan adalah Abdul Mu'ti. Namun, usulan ini tidak mendapat akomodasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada 17 Mei 2024.
Sehubungan dengan pergantian komisaris, nama Felicitas Tallulembang juga mencuat.
Felicitas Tallulembang, seorang politisi dari Partai Gerindra asal Toraja, Sulawesi Selatan, dan seorang dokter, telah diangkat sebagai Komisaris Independen BSI.
Lahir di Rantepao pada 6 November 1959, Felicitas menempuh pendidikan Sekolah Dasar hingga menengah di Sulawesi Selatan.
Gelar Sarjana Kedokteran berhasil diraihnya dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar pada tahun 1981.
Kariernya yang cemerlang terbukti dari pengalamannya sebagai Kepala Puskesmas di Kabupaten Takalar dari 1992 hingga 1999 dan sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sinjai dari 1999 hingga 2008.