FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Orangtua F, salah seorang siswa yang melakukan aksi bullying atau perundungan kepada MH (13) bernama Marna (37) ikut menyesali perbuatan anaknya.
Hal itu diungkapkan Marna saat menghadiri panggilan mediasi Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik), Kota Makassar, Muhyiddin Mustakim.
Saat mediasi, turut hadir Abdul Rahman selaku bagian dari Tim Unit Layanan Disabilitas (ULD) Ketenagakerjaan Pemerintah Kota Makassar.
"Kalaupun ada sanksi buat anak saya, saya terima," ujar Marna kepada awak media, Jumat (14/6/2024).
Sambil menundukkan kepala, Marna mengungkapkan permintaan maafnya kepada MH selaku korban dan keluarganya.
"Saya minta maaf atas perlakuan anak saya, semoga dengan adanya kejadian seperti ini saya lebih bisa menjaga anak saya lebih bagus lagi. Saya minta maaf sebesar-besarnya," tandasnya.
Sebelumnya, orangtua korban bullying, Hawiyah (48) saat ditemui di kediaman kerabatnya di Jalan Naja Daeng Nai, Kecamatan Tallo, Jumat (13/6/2024) siang menceritakan perlakuan tidak wajar yang dialami anaknya.
"Ini seperti tindakan kekerasan sama anak-anak kasihan. Jadi kayak tidak ada perasaannya (pelaku dan guru-guru)," ujar Hawiyah, menyesali tindakan yang diterima anaknya.
Bagaimana tidak, kata Hawiyah, tindakan perundungan itu terus dialami anak semata wayangnya setiap hari.
"Seringji katanya melapor di wali kelasnya, tapi nabilang walinya nanti kita tangani gampang mi itu, baru tidak adaji tindakan," cetusnya.
Dibeberkan Hawiyah, sebelum videonya viral, anaknya yang berinisial MH (13) tidak pernah bercerita tentang apa yang dia alami di sekolah.
"MH tidak pernah cerita bilang dibully atau dirundung. Biar makan dihantam, dipajaki, hari-hari katanya," Hawiyah menuturkan.
Diungkapkan Hawiyah, buntut dari bullying itu, anaknya tidak mau lagi bersekolah di SMP Negeri 4 Makassar.
"Ini anak sudah tidak mau sekolah di sana. Mau pindah. Mauji sekolah di sana kalau pindah ini temannya," tukasnya.
Sebagai orangtua, Hawiyah menuntut pihak sekolah agar memberikan tindakan tegas kepada siswa yang telah melakukan bullying terhadap anaknya.
"Kami minta agar temannya ini diproses," tandasnya.
Setelah kejadian itu, Hawiyah bilang bahwa saat ini anaknya mengalami trauma. Itu juga menjadi alasan mengapa ia ingin pindah sekolah.
"Kondisi setelah kejadian, trauma kasihan. Cuma saya takutnya psikisnya terganggu. Untung kita kasih support supaya tidak terlalu down begitu," imbuhnya.
Tambahnya, bullying hingga perundungan itu dialami anaknya pada Selasa pekan lalu di lantai dua gedung sekolah.
Hal ini juga mematahkan keterangan Husain yang mengatakan bahwa kejadiannya pada Meli lalu.
"Kejadiannya yang saya dengar bukan dari MH, karena dia diam terus. Jadi dari video (viral). Itupun baru kemarin saya lihat. Padahal kejadiannya itu katanya Selasa, Minggu lalu," kuncinya. (Muhsin/Fajar)