Dengan dijadikannya kawasan PIK sebagai PSN maka yang paling rugi adalah rakyat di dkawasan tersebut.
"Saya tidak tahan melihat penderitaan rakyat, jadi disana kecamatan supaya orang bisa membayangkan sepanjang daerah itu kita lihat kecamatan mana yang kena,"sebutnya.
"Teluk Naga berdampingan betul dengan bandara kemudian Kosambi yang di area bandara yang harga tahah Rp30 Juta per meter, dibebaskan 50 ribu, kemudian Paku Haji, Sukadiri, Maut, Kemiri, Kronjo, Mekar Baru. Itulah yang dibebaskan,"lanjutnya.
Bahkan di sana, Said Didu mengungkapkan jika kawasan tersebut sudah dikuasai aparat dan preman. Diduga mengintimidasi penduduk asli di lokasi tersebut.
"Banyak aparat dan preman yang berkeliaran di area pembebasan, saya melihat itu, wilayah itu sangat mencekam,"pungkasnya.
(Ikbal/fajar)