BMKG Gencarkan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Karhutla

  • Bagikan
Personel TNI AU Lanud Sultan Syarif Kasim II dan pesawat Casa 212 registrasi A-2116 dari Skuadron Udara 4 Malang mempersiapkan bahan NaCl untuk operasi modifikasi cuaca di Pekambaru, Riau, Jumat (14/6/2024) (ANTARA/HO-BMKG)
Personel TNI AU Lanud Sultan Syarif Kasim II dan pesawat Casa 212 registrasi A-2116 dari Skuadron Udara 4 Malang mempersiapkan bahan NaCl untuk operasi modifikasi cuaca di Pekambaru, Riau, Jumat (14/6/2024) (ANTARA/HO-BMKG)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- BMKG menggelar operasi modifikasi cuaca secara serentak di lima provinsi untuk mengatasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam keterangan di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa operasi modifikasi cuaca berlaku aktif mulai pada 14 Juni - 15 Juli 2024 mulai di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Adapun jadwal pelaksanaan operasi Riau (dilaksanakan pada 14 Juni-3 Juli 2024), dan Jambi (20 Juni-1 Juli 2024).

Selanjutnya untuk Sumatera Selatan (3 Juli-12 Juli 2024), Kalimantan Barat (25 Juni-5 Juli 2024), dan Kalimantan Tengah ( 5 Juli-15 Juli 2024).

Ia menyebutkan, pembasahan lahan gambut dan lahan mineral menjadi fokus utama dalam operasi modifikasi cuaca tersebut sebagai upaya antisipasi/ mitigasi potensi bencana kebakaran menjelang musim kemarau.

Berdasarkan laporan analisa tim meteorologi BMKG sebelumnya telah memprakirakan musim kemarau akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia dasarian II Juni - September 2024.

"Termasuk provinsi yang menjadi target rawan terjadi karhutla. Jangan sampai lahan gambut di sana kering dan terbakar oleh karenanya OMC bertujuan untuk mengurangi risiko dampak yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat itu," ujarnya, dikutip dari ANTARA.

Secara teknis Pelaksana tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menjelaskan, hingga hari ini OMC di Riau sudah melakukan lima sorti penyemaian dengan total jam terbang 11 jam 35 menit menggunakan bahan semai zat NaCI (garam) sebanyak empat ton.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan