FAJAR.JAKARTA - Keputusan Muhammadiyah untuk menarik dananya dari Bank Syariah Indonesia (BSI) terus menjadi sorotan publik.
Langkah ini tidak hanya dilakukan oleh ormas Muhammadiyah, tetapi juga diikuti oleh institusi-institusi yang berada di bawah naungannya.
Merespons kondisi terkini tersebut, Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, memberikan komentarnya dan mendukung penuh langkah yang ditempuh Muhammadiyah.
"Maju terus Muhammadiyah, Gerindra memang harus diberi pelajaran," kata Gigin dalam unggahannya di aplikasi X @giginpraginanto pada tanggal 22 Juni 2024.
Penarikan dana oleh Muhammadiyah dari BSI ini memicu berbagai reaksi di masyarakat, mengingat posisi Muhammadiyah sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia dengan pengaruh yang signifikan.
Berpotensi Ganggu Stabilitas Keuangan
Keputusan Muhammadiyah untuk menarik dananya dari Bank Syariah Indonesia (BSI) terus menjadi perhatian publik dan berpotensi mengganggu stabilitas keuangan bank tersebut.
Sebelumnya, Ekonom Universitas Islam Indonesia (UII), Rokhedi Priyo Santoso, mengungkapkan bahwa langkah ini bisa menyebabkan masalah likuiditas bagi BSI, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
"Likuiditas BSI tentu akan bermasalah dalam jangka pendek," kata Rokhedi Priyo Santoso, dikutip dari Jawapos.com.
Pemindahan dana besar-besaran yang melibatkan dana dari Muhammadiyah dan badan usaha di bawahnya diprediksi akan mempengaruhi pasar, terutama pemegang saham BSI.
Santoso menjelaskan bahwa jika likuiditas BSI berkurang signifikan, hal ini akan mempengaruhi portabilitas bank.