Cerita Neneng, Penjual Kue dan Baju di Pasar Rebo Kini Bisa Menopang Perekonomian Keluarga Berkat Holding Ultra Mikro BRI

  • Bagikan

Lewat produk usaha bernama ‘Nastar Jadoel Emak Nye Ociit’, Neneng mengaku banyak menerima pesanan kue kering. Kukis yang dijual bermacam-macam. Nastar dalam kemasan toples 500 gram dijual seharga Rp60 ribu, sagu keju Rp55 ribu, putih salju Rp60 ribu, kemudian ada biji ketapang Rp40 ribu dalam kemasan 600 gram. Neneng juga menjual peyek kemasan toples 5 liter seharga Rp40 ribu.

Menariknya, Neneng juga menerima pesanan dimsum. Biasanya, yang pesan adalah mahasiswa dari kampus sekitar tempat usahanya di Jakarta Timur. Semua makanan biasanya dipesan lebih dulu oleh pembeli lewat WhatsApp.

Sementara untuk baju, Neneng juga mengaku dagangannya cepat laku. Ia biasanya mengambil pakaian dari pasar atau toko yang lebih besar, kemudian memasarkannya ke orang-orang dengan sistem kredit tempo sebulan saja. Apalagi Neneng juga mengungkapkan jika ia tak mengambil keuntungan yang terlalu besar dari jualan baju ini, sehingga banyak orang yang tertarik beli baju ke dia. Berkat pinjaman modal dari PNM Mekaar, omzet usaha Neneng pun kini meningkat.

“Setelah bergabung dengan PNM Mekaar, saya tak hanya mendapatkan pinjaman modal usaha, tetapi jadi kenal dengan anggota PNM Mekaar lainnya. Lewat kelompok atau komunitas seperti ini, saya jadi bisa memperluas pemasaran dan membuat pembeli saya jadi bertambah. Bahkan, banyak juga ibu-ibu anggota PNM Mekaar yang ikut memesan kue kering hingga baju ke saya. Dengan pendapatan yang semakin meningkat, kini saya bisa meraih omzet usaha di atas Rp5 juta per bulannya,” tambahnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan