Kereta Api, Gerbong Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata di Sulsel

  • Bagikan
Sejumlah calon penumpang berdiri di sebelah kereta api di Stasiun Rammang-Rammang, Kabupatem Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (13/6/2024). ANTARA/Harianto

Kemudian, dari pelabuhan juga akan mengisi barang ke truk untuk mendukung operasional pabrik, seperti batu bara sebagai bahan bakar semen dan lainnya.

Sistem rola adalah truk beroperasi dalam kondisi muatan penuh. Pergi membawa hasil produk dan pulang memuat bahan pendukung produk pabrik seperti batu bara.

Percontohan sistem rola akan membentang sejauh 108 kilometer dari Stasiun Rammang-Rammang hingga ke Garongkong. Pengadaan kereta pengangkut truk logistik tersebut ditargetkan selesai pada 2024.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan akan menghadirkan 20 rangkaian kereta datar yang akan mengangkut 40 truk barang nantinya.

Dengan adanya konsep tersebut diharapkan akan berdampak positif dalam sejumlah aspek seperti mencegah kemacetan, polusi udara, jalan rusak hingga pemutusan hubungan kerja bagi sopir truk di daerah tersebut. Konsep tersebut juga ditargetkan untuk mendukung mobilisasi logistik hasil pertanian masyarakat Sulawesi Selatan.

Kemenhub menyebut, saat ini sudah terbentuk salah satu operator untuk angkutan barang, namanya Kereta Api Indonesia Timur. Angka pembiayaan saat ini masih didiskusikan secara business to business (B2B) antara operator dan pemilik barang.

Pengoperasian kereta api di Sulawesi Selatan tidak hanya sebagai penghubung atau meningkatkan konektivitas, tetapi juga sebagai sarana eksplorasi potensi wisata yang menarik di daerah itu.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Sulsel Muhammad Arafah menilai kereta api memiliki peran penting dalam menunjang transportasi menuju tempat wisata yang memiliki daya tarik di daerah ini.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan