Pusat Data Nasional Dibobol Hacker, Ferdinand Hutahaean: Pemerintah Terlalu Ceroboh, Mudah Diperas

  • Bagikan
Ilustrasi hacker

Sama seperti sekarang, kata Ferdinand, pelaku peretas meminta tebusan uang sebesar Rp131 M.

"Ini gila namanya. Kenapa mereka berani meminta tebusan seperti itu, karena mereka sudah tau watak dan karakter pejabat negara ini. Mudah ditakuti, diancam, diperas," ungkapnya.

Tambah, mereka melakukan opsi itu bukan tujuan untuk kepentingan lain. Misalnya kepentingan teknologi yang lebih jauh atau kejahatan yang lebih serius.

"Tetapi mereka hanya mengambil alih terus dikembalikan jika sudah dibayar. Semua cenderung santai, punya anggaran dipakai untuk jalan-jalan, untuk anggaran lain segala macam. Tapi tidak memperkuat benteng dari website yang kita miliki," sebutnya.

Ditekankan Ferdinand, kedepan lembaga yang mengawasi keamanan website harus lebih serius.

"Pemimpinnya harus orang yang mengerti apa IT, kemajuan kejahatan IT, jangan karena untuk memberikan posisi kepada seseorang udahlah ditaro di sana, padahal tidak paham," cetusnya.

"Sama seperti sekarang, BSSN. Yang penting bagi saya, kedepan harapan saya Kepala Lembaga-lembaga untuk menangani begini, harus orang-orang yang mengerti kejahatan IT seperti apa," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan